Lubang Ozon Terbesar di Kutub Utara Dikabarkan Makin Mengecil, Efek Lockdown?

- Sabtu, 2 Mei 2020 | 10:40 WIB
Penampakan lapisan ozon yang mengecil. (atmosphere.copernicus.eu)
Penampakan lapisan ozon yang mengecil. (atmosphere.copernicus.eu)

Lubang terbesar di Kutub Utara dikabarkan mulai mengecil. Hal ini diungkapkan oleh para ilmuwan dari Copernicus Atmospheric Monitoring Service (CAMS) yang memantau lubang ozon tersebut.

Mengecilnya lubang ozon ini disebut karena terjadinya polar vortex di Arktik yang sangat kuat. Mengecilnya lubang ozon ini disebut tidak berkaitan dengan aktivitas manusia, juga bukan disebabkan oleh pengurangan polusi akibat kebijakan lockdown yang diberlakukan di sejumlah negara untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Oleh karena itu, tidak diketahui pasti kapan lubang ozon tersebut akan tertutup.

"COVID-19 dan penguncian tidak berhubungan dengan ini (lubang ozon di Arktik). Itu (lubang ozon) didorong oleh polar vortex yang sangat kuat dan berumur panjang, serta tidak terkait dengan perubahan kualitas udara," demikian pernyataan CAMS di akun Twitter resminya.

Sementara itu, National Weather Service, mengungkapkan bahwa polar vortex (pusaran kutub) akan selalu ada. Polar portex menguat saat musim dingin dan bakal melemah sendiri saat memasuki musim panas.

Selain itu, polar portex biasanya melemah saat ada daratan dan pegunungan yang dapat mengganggu cuaca di dekatnya. Lapisan ozon sendiri berfungsi untuk melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet yang dikeluarkan oleh matahari.

Sebelumnya, lubang ozon yang membesar di Kutub Utara karena bahan kimia klorin dan bromin. Namun, sejak tahun 2019 lalu, lubang ozon di Antartika sudah semakin mengecil. Dan pada tahun 2020 ini, lubang ozon terus mengecil. Ini merupakan kabar baik untuk Bumi. Artinya, Bumi kini sedang dalam pemulihan dari dampak pemanasan global.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X