Helikopter yang ditumpangi legenda NBA, Kobe Bryant bersama delapan orang lainnya kecelakaan di kawasan Calabasas, California, Amerika Serikat, 26 Januari 2020, waktu setempat. Penyebabnya hingga kini masih diselidiki.
Pilot yang membawa helikopter tersebut, Ara Zobayan telah meminta dan menerima izin khusus untuk terbang dalam cuaca berkabut tebal sebelum mengalami kecelakaan.
Berdasarkan keterangan para penyelidik, dalam pesan radio terakhir, sang pilot mengatakan mencoba naik ketinggian untuk menghindari awan.
Sebelumnya, kata Anggota Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Jennifer Homendy, sang pilot menghubungi pengontrol lalu lintas udara untuk meminta panduan radar yang disebut "flight following". Tetapi kemudian ia diberitahu bahwa dia terbang terlalu rendah untuk berada dalam jangkauan radar.
Sekitar empat menit kemudian, pilot mengirimkan pesan radio terakhir dengan mengatakan dirinya sedang naik ke ketinggian tertentu untuk menghindari lapisan awan.
"Ketika (kontrol lalu lintas udara) bertanya apa yang direncanakan pilot, tidak ada jawaban," kata Homendy dikutip dari Nypost, Selasa (28/1/2020).
Ketika diperiksa, data radar menunjukkan helikopter naik ke ketinggian 2.300 kaki dan berbelok ke kiri. Kontak radar terakhir antara pengontrol lalu lintas udara dengan pilot adalah pukul 09.45 pagi waktu setempat di dekat lokasi kecelakaan.
Helikopter Sikorsky S-76B yang ditumpangi Kobe Bryant tidak memiliki kotak hitam karena menurut Homendy memang tidak diharuskan. Namun para penyelidik menemukan iPad yang diyakini digunakan pilot untuk melacak penerbangan dan mengarahkan cuaca.
Sampai saat ini, penyebab kecelakaan masih dalam penyelidikan. Namun para ahli mengatakan pilot mungkin kehilangan arah disebabkan oleh kabut yang tebal.