Sejumlah Rektor di Yogyakarta Tidak Mendukung Aksi #GejayanMemanggil

- Senin, 23 September 2019 | 15:45 WIB
Antara/Luqman Hakim
Antara/Luqman Hakim

Sejumlah rektor di Daerah Istimewa Yogyakarta mengeluarkan surat resmi yang menyatakan tidak terlibat. Mereka juga tidak mendukung aksi #Gejayanmemanggil yang digelar di pertigaan Jalan Colombo, Gejayan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (23/9/19).

Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Panut Mulyono menegaskan bahwa aksi tersebut diminta untuk tidak melibatkan UGM dalam bentuk apa pun. Ia mengatakan bahwa segala hal yang terjadi dalam aksi tersebut menjadi tanggung jawab pribadi.

Dalam surat edaran tersebut, UGM juga mengimbau agar para mahasiswa dan dosen untuk beraktivitas seperti biasa. Sementara itu, Rektor Universitas Sanata Dharma, Johanes Eka Priyatma juga menuliskan hal serupa dengan mengatakan bahwa pihak kampus tidak terlibat dalam aksi tersebut.

"Universitas Sanata Dharma tidak mendukung gerakan tersebut oleh karenanya tidak jelasnya tujuan dan penanggungjawabnya," ujar Eka dalam surat edarannya.

Dekan Fakultas Hukum UII, Abdul Jamil juga menegaskan bahwa pihaknya tidak mengizinkan para mahasiswanya turun mengikuti aksi tersebut.

"Sebab sikap FH UII jelas dan langkah yang akan diambil adalah jalur konstitusional dan juga dalam demo hari ini tidak jelas siapa yang bertanggungjawab," kata Abdul.

"Dalam seruan-seruan yang beredar tidak jelas penanggungjawabnya begitu. Saya mengizinkan jika sudah jelas siapa yang bertanggungjawab dalam ajakan demo tersebut," lanjutnya.

Sebelumnya, beredar ajakan bagi mahasiswa dari berbagai kampus di Yogyakarta untuk melakukan demonstrasi. Aksi yang bertajuk #GejayanMemanggil tersebut untuk menentang berbagai revisi undang-undang yang dinilai bermasalah yang akan segera disahkan Dewan Perwakilan Rakyat.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X