Punahnya Komodo Akibat Perburuan Liar Dan Kerusakan Lingkungan

- Jumat, 16 Agustus 2019 | 15:57 WIB
FOTO/Wahyu Putro A
FOTO/Wahyu Putro A

Komodo menjadi salah satu hewan yang keberadaannya terancam punah. Pada tahun 2008 beberapa media massa nasional pernah membuat sebuah tulisan yang berisi tentang punahnya Komodo (Varanus Komodoensis) di Pulau Padar, sebuah pulau kecil dalam kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) di ujung barat Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

-
ANTARA/ayu Prasetyo

 

Kepala seksi pengelolaan Balai TNK di Pulau Padar, Ramang Isaka mengungkapkan bahwa pada tahun 2000 komodo sudah tidak ditemukan lagi di Pulau Padar. Hal ini dibuktikan dengan tidak ditemukannya lagi kotoran Komodo di pulau tersebut.

Kepunahan hewan langka ini diduga karena aksi perburuan liar serta berubahnya lingkungan akibat pembakaran liar menjadi penyebab komodo punah. Pada tahun 1980 hingga 1990-an komodo di Pulau Padar masih tergolong banyak, namun karena aksi pemburu liar yang membakar hutan membuat puluhan ekor komodo yang ada di pulau itu ikut terbakar.

-
Antara Foto/ Kornelis Kaha

 

Hanya ada 2.500 ekor komodo yang masih dinyatakan hidup. Mereka tersebar di Pulau Komodo, Pulau Rinca serta Pulau Gili Motang. Biawak komodo sendiri hanya dapat bertahan hidup di lokasi yang memiliki ketersediaan air cukup, tempat yang aman, banyaknya pepohonan rimbun dan persediaan makanan yang melimpah.

"Kami masih melakukan penyelidikan tentang penyebab utama kepunahan Komodo di Pulau Padar. Kami akan melakukan survei untuk mengetahui pasti kondisi alam Pulau Padar sekaligus menginventarisir jenis-jenis makanan Komodo yang masih ada di kawasan itu," ungkapnya.

Taman Nasional Komodo sendiri menjadi salah satu tujuan wisata oleh para wisatawan dan setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 saja ada sekitar 2.500 wisatawan yang berkunjung ke pulau ini. Sebagin besar wisatawan berasal dari Amerika Serikat, Jerman, Belanda, Perancis, Inggris, Australia, Rusia dan beberapa negara Eropa lainnya.

Tahun 2012, populasi Komodo di TNK dilaporkan mencapai 4.647 ekor, yang menyebar di Pulau Komodo sebanyak 2.065 ekor, Pulau Rinca sekitar 2.355 ekor, Pulau Gili Motang 131 ekor dan di Pulau Nusa Kode hanya sekitar 95 ekor. Sementara itu, komodo di Pulau Padar sudah tidak ditemukan lagi.

-
Antara Foto/ Kornelis Kaha

 

"Kami menduga makanan bagi binatang purba yang masuk dalam tujuh keajaiban dunia (New7 Wonders) seperti rusa, kerbau, kera dan binatang sejenisnya sudah habis," ungkap Kepala TNK (waktu itu) Sustyo Iriyono.

Komodo muda lebih banyak menghabiskan waktunya di pohon untuk melindungi diri dari serangan Komodo yang lebih besar atau predator lainnya seperti babi hutan.

Makanan dari komodo dewasa adalah rusa, babi hutan, kuda, dan kerbau air. Komodo akan menggunakan indra penciumannnya hingga jarak 5 kilometer untuk mendeteksi keberadaan mangsanya. Hal yang patut di waspadai dari hewan berbadan besar ini ialah air liurnya.

Air liur komodo mengandung 60 bakteri yang dapat menyebabkan keracunan dalam darah, parahnya lagi dapat menyebabkan kematian hanya dalam jangka waktu satu hari.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X