Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo memberikan jaminan kepada para pembuat mural berisi kritik pedas terhadap institusi Polri, akan menjadi sahabatnya.
Hal itu disampaikan Jenderal Sigit dalam puncak acara "Bhayangkara Mural Festival Piala Kapolri 2021" di Lapangan Bhayangkara, Sabtu (30/10/2021).
"Khusus mural kritikan Polri, kalau gambarnya paling pedas kami terima dan saya jamin akan jadi sahabatnya kapolri, temannya kapolri," kata Jenderal Sigit, seperti dilansir Antara.
Sigit membukakan pintu kritik selebar-lebarnya bagi masyarakat agar pihaknya dapat berbenah dari waktu ke waktu.
"Sehingga kami bisa mempersiapkan institusi dan personel menjadi lebih baik, sehingga bisa mempersiapkan personel-personel kami jadi lebih baik, dipercayai publik, dan dicintai," ujar Sigit.
Hapus Stigma Anti-Kritik
Seperti diketahui, dalam beberapa waktu belakangan, instansi Polri tengah mendapat sorotan karena dinilai anti-kritik.
Penilaian tersebut tidak terlepas dari kasus admin Instagram Humas Polda Kalimantan Tengah, yang mengirim pesan kepada seorang netizen yang dianggap tidak sopan melalui direct message.
Tak ingin anggapan itu terus berlarut-larut dan menjadi stigma, Polri pun lantas menggelar lomba mural.
Listyo mengatakan, lomba mural tersebut adalah bukti bahwa instansi yang dia pimpin tidak antikritik dan menghormati kebebasan berekspresi.
"Hari ini adalah bukti kami menghargai kebebasan ekspresi," kata Sigit.
Lomba Pertama
Bhayangkara Mural Festival 2021 Piala Kapolri ini merupakan yang pertama kalinya digelar. Festival ini diikuti 803 peserta dari 34 Polda jajaran serta wilayah Jabodetabek.
Dari 803 peserta, diseleksi 453 karya muralis dari 34 Polda dan wilayah Jabodetabek. Kemudian sketsa itu dikurasi lagi oleh juri hingga terpilih 80 muralis yang diikutikan dalam festival tingkat nasional.
Lomba ini mengangkat tema "Peran Generasi Muda untuk Berkreasi dalam Menyampaikan Informasi yang Positif di Masa Pandemi Covid-19". Kepolisian Indonesia juga menyediakan 10 slot mural subtema kritik untuk mereka.
Beberapa saat sebelum lomba mural ini digagas, publik menyaksikan bahwa mural-mural yang dibuat sebagian warga tentang kondisi sosial kerap diberangus dengan modus dicat ulang seluruhnya oleh petugas-petugas. Lomba mural kali ini ditujukan untuk mengubah persepsi itu.