Seorang santri lelaki berusia 16 tahun di sebuah Pondok Pesantren (Ponpes) Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, Kalimatan Timur (Kaltim) diduga menjadi korban pelecehan seksual seorang ustaz.
Kasus ini terungkap saat korban kabur dari Ponpes untuk kembali pulang ke rumah menjumpai orang tuanya setelah mengalami pelecehan seksual pada Juli 2021 lalu.
Berdasarkan pengakuan ibu korban, saat itu dia merasa kaget melihat anaknya tiba-tiba pulang ke rumah. Lalu, dia melihat ada raut wajah kesedihan pada anaknya. Dari situlah sang ibu mulai curiga dan menginterogasi anaknya.
Pelecehan seksual itu sendiri terjadi bermula saat anaknya sedang bertugas piket malam pada Rabu, 28 Juli 2021. Korban bersama delapan temannya melakukan patroli di sekeliling Ponpes.
Baca juga: Viral Santri Penghafal Al-Quran Tutup Telinga, Riset: Musik Memang Bisa Ganggu Hafalan
Setelah berpatroli, korban kembali ke pos piket dan kemudian bertemu dengan seorang ustaz dan diajak ke dalam sebuah ruangan. Di dalam ruangan, korban disuguhkan makanan oleh ustaz tersebut. Mereka juga sempat mengobrol sebelum pelecehan terjadi.
Tak lama kemudian, korban pun tertidur. Ketika korban tertidur, pada saat itulah korban mengaku dilecehkan oleh sang ustaz.
Menyadari mendapat perlakuan tak senonoh dari ustaz, korban pun berusaha keluar dari ruangan tersebut untuk menghindar dengan alasan hendak membangunkan teman-teman untuk salat tahajud.
Korban yang syok usai mendapat perlakuan tak senonoh nekat pulang dengan berjalan kaki dari Tenggarong Seberang menuju Kota Samarinda sejauh 35 kilometer. Kasus dugaan pelecehan seksual ini kemudian dilaporkan ke pihak kepolisian pada Jumat, 30 Juli 2021 lalu.
Kapolsek Tenggarong Seberang, AKP Yasir mengatakan kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh ustaz di sebuah Ponpes Tenggarong Seberang ini masih dalam proses penyelidikan.
Bahkan, pihak penyidik juga telah melakukan pemeriksaan psikologis kepada korban dan terduga pelaku. Namun, Yasir belum bisa mengungkapkan hasil pemeriksaan tersebut
