Benarkah 'Fatimah Aynur' adalah Sosok Perempuan Uighur yang Disiksa?

- Senin, 23 Desember 2019 | 13:16 WIB
xinhuanet/epochtimes
xinhuanet/epochtimes

Sebuah kolase foto seorang perempuan cantik yang disebut bernama  "Fatimah Aynur" viral di media sosial. Dalam foto itu terlihat, Fatimah mengenakan pakaian tradisional Uighur berwarna merah, disandingkan dengan foto perempuan yang sedang disiksa.

Perempuan yang memakai baju panjang ini diikat kedua tangannya dengan rantai. Di lehernya tergantung lima buah batu bata.

Salah satu akun Twitter yang menyebarkan foto itu juga menuliskan sebuah narasi tentang Fatimah.

-
Twitter/@raishussin

"WANITA YG CANTIK RUPAWAN INI BERNAMA FATIMAH AYNUR... DIA TELAH MATI SYAHIDAH KARENA MEMPERTAHANKAN IMAN KEISLAMANNYA, DIA ADALAH MUSLIM UIGHUR YG TEWAS DI SIKSA DIPERKOSA DIBUNUH & DIMUTILASI OLEH TENTARA KOMUNIS CHINA LAKNATULLAH #saveuyghur #savemuslimuyghur #WhereAreYouMuslims!!" tulis akun Twitter tersebut.

Foto yang diunggah pada 20 Desember 2019 ini, sontak saja menuai beragam komentar dari warganet. Ada warganet yang mempercayai kebenaran foto itu. Namun, ada pula warganet yang menganggap foto itu palsu. Lantas benarkah foto yang viral itu benar penyiksaan tentara China terhadap etnis Uighur?

Melansir dari ANTARA, foto perempuan yang mengenakan pakaian tradisional Uighur adalah sesi pemotretan seorang foto model. Model tersebut menunjukkan pakaian etnis Uighur di era tahun 1910-an.

Dengan kata lain, foto wanita yang disebut sebagai Fatimah Aynur itu bukanlah foto korban, seperti keterangan dalam akun Twitter.

-
Courtesy of Mewlan Turaq/globaltimes

Foto model dengan pakaian tradisional Uighur berwarna merah itu adalah karya dari Melwan Turaq, dalam merespons tren video transformasi kecantikan dalam 100 tahun yang sempat populer pada 2017.

Sebuah kantor berita China, Xinhua telah mempublikasikan foto tersebut dalam situs daringnya Xinhuanet dengan judul "100 Years of Uygur Beauty in 2 minutes". Artikel itu memuat foto serta video transformasi fesyen perempuan etnis Uighur dalam 100 tahun terakhir.

Melwan sendiri yang merupakan pria Uighur dari Kashgar, mengilustrasikan perubahan cara berpakaian perempuan sejak tahun 1910 hingga 2010-an. Karya ini dibuat berdasarkan dokumen sejarah dan foto-foto lama.

Perempuan berbaju merah yang ditampilkan Melwan mewakili cara berpakaian perempuan status sosial menengah ke atas pada era 1910-an. Biasanya mereka menggunakan gaun panjang berbahan sutra lengkap dengan hiasan kepala dan aksesoris di leher.

Sementara itu, foto kedua adalah lukisan tentang pengikut komunitas Falun Gong. Komunitas ini dipandang sebagai ancaman ideologis oleh pemerintah China sejak 1999.

Melansir dari The Epoch Times, lukisan yang memperlihatkan seorang perempuan sedang disiksa itu adalah karya Qin Xin. Seorang praktisi Falun Gong. Kisah tentang penyiksaan pengikut komunitas Falun Gong ini dimuat dalam artikel berjudul "Art Decrying Chinese Persecution Makes Manhattan Debut" pada 16 November 2012.

-
theepochtimes

Lukisan yang menunjukkan potret seorang perempuan tengah disiksa ini dipamerkan dalam eksebisi seni internasional Zhen Shan Ren (Toleransi Kasih Sayang) pada 2012 dengan judul "Determination under Persecution".

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X