Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bersama sejumlah Kementerian/Lembaga menyepakati adanya eksplotasi anak dalam Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis.
Kesepakatan ini diambil dalam pertemuan khusus yang membahas terkait tudingan adanya tindakan eksploitasi anak dalam audisi bikinan Djarum Foundation dan klub PB Djarum tersebut.
Dalam pertemuan yang berlangsung Kamis (1/8/2019) itu, hadir perwakilan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Kesehatan, Kementerian Pemuda dan Olahraga, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
KPAI dan Kementerian/Lembaga yang hadir menyepakati audisi tersebut harus tetap dilakukan karena menjadi ajang pengembangan bakat dan minat anak di bidang olahraga bulutangkis. Namun, mereka tak ingin ada praktik ekspolitasi anak dalam audisi tersebut.
"Kami sepakat bahwa terjadi ekploitasi anak dalam audisi tersebut," kata Komisioner KPAI Sitti Hikmawatty setelah pertemuan.
Audisi Djarum itu diduga melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan.
Pada Pasal 37 pada Permen tersebut menyatakan sponsor industri rokok hanya dapat dilakukan dengan tidak menggunakan nama merek dagang dan logo produk tembakau termasuk brand image produk tembakau.
"Logo dan warna yang digunakan dalam audisi bulutangkis tersebut tidak lepas dari brand image produk rokok," kata Hikmawatty.
Bantahan Djarum Foundation
Sebelumnya, Djarum Foundation sudah memberikan klarifikasi terkait masalah ini. Senior Manager Komunikasi Bakti Olahraga Djarum Foundation Budi Darmawan menjelaskan tak ada kegiatan promosi dalam audisi tersebut.
Terkait nama Djarum yang ada pada jersey para peserta, dia mengatakan itu bukan merupakan brand rokok. "Itu nama klub bulutangkis," tuturnya.
Budi mengaku tak paham dengan tudingan adanya eksploitasi dalam Audisi Djarum Bulutangkis.
"Audisi ini adalah upaya kami untuk melakukan pembinaan dan pembibitan olahraga, maka atlet menggunakan jersey klub," jelas Budi.