Banjir melanda Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan sejak Kamis (14/1) dini hari, semakin parah akibat hujan terus turun.
Banjir terparah dalam sejarah Kabupaten HST ini makin dipersulit dengan aliran listrik yang padam di seluruh wilayah Barabai dan sekitarnya.
Air PDAM juga macet dan sinyal internet down atau tidak bisa diakses, sehingga membuat masyarakat kesulitan untuk berkomunikasi dan meminta bantuan.
"Dari pukul delapan tadi listrik sudah mati, leding tidak jalan dan internet tidak bisa digunakan," kata Jamal, warga Barabai, dilansir dari Antara.
Beberapa wilayah yang parah terkena banjir adalah Desa Alat, Hantakan, Aluan, Barabai Darat dan Barabai Timur termasuk areal perkotaan dan berada di pinggiran sungai Barabai.
Fasiltas pemerintah yang biasanya aman dari banjir, tahun ini juga turut terendam yaitu kantor Bupati HST, kantor DPRD, rumah jabatan bupati dan wakil bupati, rumah jabatan Ketua DPRD, rumah Sekda dan fasilitas pemerintah lainnya.
Saat ini, para pengungsi di alihkan ke daerah-daerah tertinggi dan masjid. Namun masih kekurangan logistik dan perlu bantuan. Pemkab HST juga telah mendirikan dapur umum di halaman Gedung Juang Barabai.
Proses evakuasi warga masih dilakukan oleh tim relawan dan TNI POLRI. Bantuan relawan penyelamatan juga datang dari beberapa kabupaten tetangga.
Banjir yang cukup parah ini, menyebabkan banyak kendaraan bermotor seperti mobil dan sepeda motor, tidak sempat diselamatkan pemiliknya dan dibiarkan terendam banjir di jalanan.
Berdasarkan data dari Dinas Sosial Pemprov Kalsel, sebanyak 71.339 orang atau 19.502 kepala keluarga yang tersebar di seluruh wilayah Kalimantan Selatan, terdampak banjir besar yang terjadi sejak Senin (11/1) 2021.
Banjir setidaknya merendam 26 kecamatan di tujuh kabupaten dan kota di Kalimantan Selatan.
