Cerita Gatot Nurmantyo Pernah Diajak Kudeta AHY dari Ketum Demokrat: Moral Saya Tak Terima

- Minggu, 7 Maret 2021 | 18:40 WIB
 Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. (photo/ANTARA/HO)
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. (photo/ANTARA/HO)

Mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Gatot Nurmantyo mengaku pernah didatangi pihak yang mendorong pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat.

Bahkan, Skenario yang mirip yang dilakukan Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko.

"Banyak yang bertanya pada saya, Bapak juga digadang-gadang menjadi (ketum Demokrat). Ya saya bilang siapa sih yang enggak mau partai dengan (suara) 8 persen kalau enggak salah. Besar kan. Pernah presiden dan segala macam," ucap Gatot dalam Youtube Bang Arief, yang diposting ulang di Instagramnya, dikutip Minggu (7/3).

Dilihat pada obrolan itu, Gatot ditawari skenario ganti AHY dengan cara lebih dulu mendorong mosi tidak percaya pada AHY. Setelah itu baru diganti.

"Setelah AHY turun, baru pemilihan. Bapak pasti deh begini-begini'. Oh begitu ya," lanjutnya.

Namum, tentunya dirinya menolak tawaran tersebut. Beliau teringat jasa SBY saat menjabat presiden pernah pernah mempercayakan kepadanya jabatan Pangkostrad dan Kepala Staf Angkatan Darat (Ksad).

"Gini loh, saya ini bisa naik bintang 1 bintang 2 taruhlah itu biasa. Tapi kalau saya naik bintang 3, itu presiden pasti tahu. Kemudian jabatan Pangkostrad, pasti presiden tahu. Apalagi presidennya tentara waktu itu Pak SBY. Tidak sembarangan," bebernya. 

Baca juga: Marzuki Alie Tiba di Bandara Kualanamu, Andi Arief: Ngakunya Selama Ini Bukan Pengkhianat

Presidium KAMI itu cerita saat itu dia dipanggil SBY ke istana dan diberikan kepercayaan akan diangkat sebagai Ksad. SBY berpesan: 'laksanakan tugas dengan profesional, cintai prajuritmu dan keluarga dengan segenap hati dan pikiranmu'. 

"Apakah iya saya dibesarkan oleh 2 presiden, satu Pak SBY, satu lagi Pak Jokowi, terus saya balasnya dengan mencongkel anaknya?"  ujar Gatot.

"Saya bilang, saya terima kasih, tetapi moral etika saya tidak bisa terima dengan seperti itu. Akhirnya, 'Pak kan..', sudahlah, enggak usah bicara lagi saya bilang. Saya tidak," tegasnya.

Menurut Gatot, pengambilalihan Partai Demokrat merupakan salah satu bentuk cara politik yang tidak sehat. Cara tersebut, menurutnya, merupakan cara instan untuk menguasai partai politik.

"Perkara dengan mudah diambil ngapain kita capek-capek bikin partai, kita tunggu ajalah nanti kita rebut dengan cara seperti ini, seperti ini," kata Gatot.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X