Warga Myanmar Kembali Turun ke Jalan, Demo Besar Menentang Kudeta Militer

- Rabu, 10 Februari 2021 | 13:53 WIB
Aksi demonstrasi di Myanmar (Reuters/Stringer)
Aksi demonstrasi di Myanmar (Reuters/Stringer)

Warga Myanmar kembali turun ke jalan untuk menggelar demonstrasi menentang kudeta yang dilakukan militer Myanmar terhadap pemerintahan sah.

"Kami tidak bisa tinggal diam. Jika ada pertumpahan darah selama protes damai kami, maka akan ada lebih banyak jika kami membiarkan mereka mengambil alih negara," kata pemimpin pemuda Esther Ze Naw kepada Reuters.

Ribuan orang turun di jalanan kota utama Yangon. Sementara di Ibu Kota Naypyitaw, ratusan pegawai pemerintah berbaris untuk mendukung kampanye "pemberontakan sipil", yang awalnya digagas tenaga kesehatan.

Dokter mengungkapkan seorang pengunjuk rasa diperkirakan meninggal karena luka tembak di kepala dalam unjuk rasa pada Selasa (9/2).

Tiga orang lainnya sedang dirawat karena luka yang dicurigai akibat peluru karet. Di kota-kota lain, pengunjuk rasa juga terluka karena aparat memakai meriam air.

Di sisi lain, media pemerintah melaporkan cedera yang dialami polisi selama upaya mereka membubarkan pengunjuk rasa, yang dituduh melempar batu dan batu bata.

Militer telah memberlakukan pembatasan pertemuan dan jam malam di kota-kota terbesar di Myanmar.

AS dan PBB mendesak militer mengembalikan tampuk pemerintahan dan membebaskan Suu Kyi dan pejabat serta aktivis lain yang ditahan.

Jika tidak, AS mengancam akan memastikan Myanmar menghadapi "konsekuensi yang signifikan".

PBB juga meminta pasukan keamanan Myanmar untuk menghormati hak rakyat untuk melakukan protes secara damai.

Unjuk rasa kali ini adalah yang terbesar di Myanmar dalam lebih dari satu dekade. Pemberontakan berdarah berulang kali terjadi selama militer memerintah di Myanmar, hingga akhirnya melepaskan sebagian kekuasaannya di tahun 2011.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Zega

Tags

Rekomendasi

Terkini

X