Ibu Wafat Akibat Stroke, Andi Arni: Hancur Hati Saya, Umi Bukan Covid Dimasukkan Peti Mati

- Kamis, 4 Juni 2020 | 15:19 WIB
Andi Arni puteri dari Nurhayani Abram (48) yang meninggal dipaksakan akibat Covid-19. (Istimewa)
Andi Arni puteri dari Nurhayani Abram (48) yang meninggal dipaksakan akibat Covid-19. (Istimewa)

Andi Arni Esa Putri Abram (24) puteri dari Nurhayani Abram (48) yang meninggal di RS Bhayangkara Makkassar merasa sakit hati dan kecewa pada tim gugus tugas penanganan Covid-19 Makassar.

Ini karena pihak rumah sakit memakamkan ibunya secara layak dengan cara Islam malah pakai protap Covid-19.

Padahal sudah diketahui kalau ibunya tersebut mengalami sakit stroke dan pembuluh darahnya pecah lalu dinyatakan meninggal dunia.

Hingga kini pihak keluarga tidak terima pasien dimakamkan di pemakakaman di Kompleks Pemakaman Khusus Covid-19 di Macanda, Gowa. 

"Ternyata hanya diproses tayamum. Umi saya tidak dimandikan. Padahal umi saya bukan covid-19. Dia tidak dimandikan cuma ditayamum. Baju yang dikenakan pun tetap dia pakai dibungkus dengan kain kafan," katanya, Rabu (3/6/2020).

Setelah itu dia menceritakan jasad ibunya lalu dibungkus dengan plastik. Disamping itu dia mengaku kecewa karena ibunya dimakamkan memakai peti mati bukannya dimasukkan ke keranda mayat.

"Betapa hancur hati saya. Melihat itu, umi saya bukan Covid. Dan mereka masukkan ke dalam peti. Kita sebagai orang Islam tidak memakai peti untuk dikuburkan," katanya.

Dia mengungkapkan ada seorang tim dari tim gugus covid-19 dari pihak rumah sakit yang bersikeras agar ibunya dimasukkan ke dalam peti hingga menarik lengannya. Saat itu dia pun meronta dan menolak ibunya di masukkan ke dalam peti.

"Apalah daya saya, satu lawan banyak ya. Akhirnya jenazah umi saya masuk ke dalam peti. Padahal umi saya beragama Islam. Badan saya diseret seperti barang, saya sudah tidak merasakan sakit lagi," katanya sambil menangis.

Dia berusaha meraih pegangan besi yang membawa ibunya namun tidak bisa. Saat itu dia menangis dan meronta berupaya sekuat tenaga yang dia punya supaya uminya tidak dibawa menggunakan ambulans menunggu keluarganya datang. 

Namun yang ditunggu pun kemudian tidak datang sampai jenazah selesai disalatkan.

Dia mengaku sampai sakit hati diperlakukan tidak manusiawi, pasalnya dia sampai dibekap dadanya oleh beberapa orang laki-laki supaya tidak bisa bergerak meraih jenazah ibunya.

Sementara itu, ayah Andi Arni, Andi Baso Ryadi Mappasulle (46), mengatakan dia telah menerima hasil swab test almarhumah istrinya beberapa hari setelah kejadian. Istrinya dinyatakan negatif Corona.

"Belakangan keluar hasil swab test dan itu negatif seperti yang sudah kami yakinkan ke pihak gugus tugas," ujar Andi Baso kepada wartawan.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X