Setelah 20 tahun menikmati harga bahan bakar minyak (BBM) yang murah, warga Venezuela kini bersiap menghadapi kenaikan harga BBM. Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada Sabtu (30/5/2020) mengumumkan kenaikan BBM tersebut.
Selain itu, warga juga harus membayar minyak sesuai harga pasar dunia. Selama ini, Venezuela menikmati harga BBM yang murah meriah berkat subsidi dan pembatasan kuota bulanan.
Harga BBM di negara ini tidak pernah naik selama bertahun-tahun meskipun mengalami hiperinflasi. Kenaikan harga BBM ini berlaku mulai tanggal 1 Juni.
Langkah itu dilakukan Maduro saat Amerika Serikat mengancam akan memotong distribusi minyak Iran karena adanya sanksi ekonomi.
Kali ini, pengendara dibatasi hanya boleh mengisi 120 liter BBM per bulan dengan harga 5.000 Bolivar (sekitar Rp287) per liter. Tangki kendaraan akan terisi penuh hanya dengan US$1 atau sekitar Rp14 ribu berkat subsidi.
Menurut Maduro, warga akan membayar minyak sesuai harga pasar, tanpa menjelaskan berapa harga yang akan ditetapkan ketika mereka mulai menjual minyak yang baru diiimpor dari Iran.
Minyak impor itu akan dijual dengan mata uang asing seharga US$0,5 per liter atau sekitar Rp7,000. Pemerintah Venezuela juga akan terus memberikan subsidi BBM ke kendaraan umum, truk kargo, dan penjual diesel
Venezuela dulunya merupakan salah satu anggota OPEC atau Organisasi Negara Pengekspor Minyak. Venezuela pernah menikmati masa-masa menjadi salah satu negara dengan cadangan minyak terbesar.
Namun, kini bahan bakar menjadi langka setelah kilang utamanya yang hampir selesai dibangun rusak.
"Ini adalah kebijakan yang tidak biasa guna menormalisasikan kembali persediaan di tengah tensi yang dibuat oleh imperialisme Amerika Utara. Saya meminta pengertian dan dukungan seluruh rakyat Venezuela," kata Maduro.
