Indonesia Siap Gantikan Posisi China Sebagai Tujuan Investasi

- Rabu, 16 September 2020 | 12:17 WIB
Airlangga Hartarto (kiri) didampingi Menkopolhukam Mahfud MD (Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra)
Airlangga Hartarto (kiri) didampingi Menkopolhukam Mahfud MD (Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra)

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan Indonesia memiliki kesempatan untuk menggantikan posisi China sebagai tujuan investasi dari hubungan rantai pasok baru di pasar global.

Menurut Airlangga, kesempatan itu muncul setelah 143 perusahaan berencana melakukan realokasi investasi ke Indonesia di antaranya dari Amerika Serikat (AS), Taiwan, Korea Selatan, Hong Kong, Jepang, dan China.

“Data dari BKPM terdapat 143 perusahaan yang memiliki rencana realokasi investasi ke Indonesia dengan potensi penyerapan tenaga kerja lebih dari 300 ribu orang,” kata Airlangga seperti dilansir Antara, Rabu (16/9/2020).

Airlangga menyatakan adanya rencana realokasi itu menandakan pandemi COVID-19 telah memberikan pelajaran berharga bahwa rantai pasok barang tidak bisa terpusat di satu negara. Sehingga Indonesia dinilai memiliki kesempatan untuk mengganti posisi China.

“Kini banyak perusahaan multinasional yang mulai relokasi dari China ke negara Asia lain terutama ASEAN,” ujarnya.

Meski demikian, ia menyadari bahwa risiko ketidakpastian pada tahun ini masih sangat tinggi sehingga ekonomi Indonesia menghadapi tantangan baik eksternal dan internal.

Ia menjelaskan tekanan dari sisi eksternal merupakan ketidakpastian global yang berakar pada pandemi COVID-19 sehingga menyebabkan perekonomian global diprediksikan masih buruk.

Sementara dari sisi internal merupakan tekanan yang terjadi sejalan dengan perlambatan ekonomi dunia yaitu pertumbuhan untuk Indonesia pada kuartal II terkontraksi 5,32 persen.

Oleh sebab itu, Airlangga memastikan saat ini pemerintah sedang menyiapkan berbagai kebijakan dalam rangka mengatasi tekanan eksternal dan internal tersebut.

Ia menjelaskan langkah dan kebijakan yang sedang diupayakan pemerintah di antaranya adalah segera menyelesaikan pembahasan RUU Cipta Kerja dengan DPR sehingga investasi dapat meningkat.

Kemudian juga menyusun daftar prioritas investasi yang tidak hanya dengan pendekatan picking the winners namun juga mencakup bidang-usaha yang akan diberikan fasilitas baik perpajakan maupun non perpajakan.

“Keyakinan bahwa ekonomi Indonesia melalui kebijakan konkrit dan tepat akan dapat mengatasi tantangan yang sedang dihadapi di 2020. Bersama kita harapkan ke depannya Ekonomi Indonesia semakin kuat dan sukses,” tegasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X