Najwa Shihab Dipolisikan Karena Kursi Kosong, Netizen: Kursi Kosongnya Dipanggil ke Sidang

- Selasa, 6 Oktober 2020 | 17:03 WIB
Wawancara Najwa Shihab dengan kursi kosong yang harusnya diisi Menkes dr Terawan. (Instagram)
Wawancara Najwa Shihab dengan kursi kosong yang harusnya diisi Menkes dr Terawan. (Instagram)

Presenter berita Najwa Shihab dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh Relawan Jokowi Bersatu, pada Selasa, 6 Oktober 2020.

Ketua Umum Relawan Jokowi Bersatu, Silvia Dewi Soembarto mengatakan, mereka melaporkan Najwa karena merasa sakit hati atas tindakan Najwa yang mengadakan wawancara dengan kursi kosong untuk menyindir Menteri Kesehatan dr Terawan Agus Putranto pada 28 September lalu.

"Wawancara itu sangat melukai hati kami sebagai pembela presiden, yang mana Menteri Terawan adalah representasi dari Presiden Joko Widodo," kata Silvia kepada wartawan.

Silvia mengaku laporan ini sengaja dibuat supaya wartawan tidak semena-mena dalam mewawancarai narasumber.

"Jika ada pembiaran, wartawan lain akan berlaku sama, melakukan wawancara kosong kepada narasumber dan itu memberikan preseden buruk pada wartawan sendiri," ujar perempuan yang rambutnya dicat pirang itu.

Namun laporan Silvia dan kawan-kawannya belum diterima oleh pihak kepolisian. Sebaliknya, polisi menyarankan mereka untuk berkoordinasi dengan Dewan Pers.

Silvia dan kawan-kawannya menjadikan video YouTube wawancara kursi kosong Najwa sebagai alat bukti.

"Ada beberapa hal yang mungkin bisa menjadi bahan pertimbangan di dalam sana nanti, setelah laporan ke Siber saya akan umumkan,” tukasnya.

Menanggapi laporan itu, netizen pun banyak yang menertawakan. 

"Nanti kursi kosong yang diwawancarai Najwa itu dibawa ke pengadilan sebagai saksi bisu," kata akun Holy Adib.

Seperti diketahui, dalam sebuah episode tayangan Mata Najwa, Najwa Shihab mewawancarai kursi kosong yang seharusnya diduduki oleh Terawan.

Pada wawancara itu, Najwa melontarkan beberapa pertanyaan seputar penanganan COVID-19 yang dia anggap gagal berdasarkan data dan fakta yang dikumpulkannya.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Selama pandemi, Mata Najwa telah berbincang dengan sejumlah pejabat di berbagai level pengambilan kebijakan. Para kepala daerah, jajaran menteri kabinet, ketua satgas dan komite, bahkan juga berbincang secara eksklusif dengan Presiden Jokowi khusus soal penanganan covid beberapa waktu lalu. Kesediaan mereka hadir di #MataNajwa layak mendapatkan apresiasi karena telah bersedia menjawab pertanyaan dan keresahan warga sekaligus bentuk tanggung jawab sebagai pejabat publik. Kendati demikian, dalam hal pandemi ini, Kementerian Kesehatan tetaplah institusi paling strategis. Betapa pun sejumlah satgas dan komite telah dibentuk untuk mengatasi pandemi dan dampak-dampaknya, Kementerian Kesehatan tetaplah pengampu utamanya. Kemenkes inilah yang pada dasarnya memiliki kewenangan, anggaran, perangkat birokrasi terkait sektor kesehatan. Itulah sebabnya kami sering sekali menerima permintaan dan titipan pertanyaan untuk disampaikan kepada Menteri Kesehatan, Pak Terawan. Meneruskan berbagai permintaan itu, undangan ini kami sampaikan. Undangan ini bukanlah tantangan atau sejenisnya, tapi benar-benar harapan agar info dan kebijakan penanganan pandemi ini bisa diperoleh langsung dari pemegang kewenangan. Publik perlu menyimak paparan rencana pemerintah untuk mengatasi pandemi yang telah berlangsung selama 6 bulan ini. Banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan, namun semua bisa diawali dengan kehadiran. Pak Terawan, tempat dan waktu dipersilakan. ? #CatatanNajwa #bergerakdari #Narasi

A post shared by Mata Najwa (@matanajwa) on

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X