Terungkap, Banjir di Tol Japek Disebabkan Proyek Kereta Cepat!

- Selasa, 7 Januari 2020 | 12:31 WIB
 Sejumlah kendaraan terhenti akibat banjir melanda Tol Jakarta-Cikampek Km 23 di Cibitung, Kabupaten Bekasi, Rabu (1/1). (Antara/Arisanto)
Sejumlah kendaraan terhenti akibat banjir melanda Tol Jakarta-Cikampek Km 23 di Cibitung, Kabupaten Bekasi, Rabu (1/1). (Antara/Arisanto)

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan, penyebab banjir di Tol Jakarta-Cikampek yang terjadi pada 1 Januari 2020 lalu, antara lain disebabkan curah hujan yang tinggi dan tersumbatnya saluran drainase jalan tol, akibat adanya proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. 

Menteri Basuki mengungkap, penyebab banjir itu diketahui setelah dirinya mengerahkan sebanyak 287 pegawai Kementerian PUPR ke 180 titik banjir di Jabodetabek, untuk mencari penyebab pasti banjir yang terjadi pada tanggal 1-2 Januari 2020 kemarin. 

"Seperti kemarin KM 24 Tol Jakarta-Cikampek kenapa banjir? Karena drainase-nya tersumbat akibat adanya proyek Kereta Cepat, dan sekarang sudah kita bongkar, tadi malam sudah selesai," ujar Basuki di Jakarta, Selasa (7/1). 

Sementara itu, Corporate Secretary PT Jasa Marga (Persero) Tbk, M Agus Setiawan membenarkan hal itu saat dikonfirmasi.

Menurutnya, penyebab banjir di KM 24 tol Jakarta-Cikampek adalah disebabkan drainase yang mampet atau tertutup akibat adanya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. 

"KM 24 itu setelah simpang susun tambun grand wisata (KM 21), sebelum Cikarang (ex gerbang di Km 29). Itu sudah selesai, akibat drainase terimbas proyek," ujar Agus kepada Indozone, Selasa (7/1).

Sementara itu, Anggota DPR RI dari Fraksi PKS Ahmad Syaikhu kemudian mempertanyakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) proyek Kereta Cepat tersebut.

"Ini berarti ada yang tidak beres dengan proses terbitnya Amdal. Jika Amdal-nya benar maka tidak akan terjadi banjir di jalan tol," ujar Syaikhu.

Anggota Komisi V itu meminta pihak-pihak terkait untuk meninjau ulang amdal dimaksud dan melakukan langkah-langkah antisipasi agar banjir tak lagi terjadi.

"Amdal tersebut harus dievaluasi dan dikaji ulang. Pihak Kemenhub juga harus segera melakukan langkah-langkah antisipasi agar banjir tak terulang," tegas Syaikhu.

Ia juga mengingatkan, Amdal harus dilakukan sepanjang jalur kereta cepat. Bukan hanya parsial atau pada wilayah tertentu. Syaikhu juga mengingatkan insiden meledaknya pipa gas Pertamina di Cimahi, Jawa Barat yang berada di jalur kereta cepat.

"Amdal harus menyeluruh. Dilakukan sepanjang jalur kereta cepat," pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X