Komandan Tertinggi Dibunuh, Negara Eropa Minta Iran Tahan Diri

- Senin, 6 Januari 2020 | 09:54 WIB
Pemakaman Qassem Soleimani (Hossein Mersadi/Fars news agency/WANA (West Asia News Agency via REUTERS).
Pemakaman Qassem Soleimani (Hossein Mersadi/Fars news agency/WANA (West Asia News Agency via REUTERS).

Usai dibunuhnya komandan militer Iran Qassem Soleimani, yang terbunuh di Irak akibat serangan militer Amerika Serikat, ketegangan meningkat di wilayah Timur Tengah terutama di Irak.

Kelompok negara-negara maju Eropa, yang terdiri atas Perancis, Inggris dan Jerman, meminta Iran untuk menahan diri dari tindakan kekerasan dan mendesak menghormati kesepakatan nuklir.

Setelah meninggalnya komandan militer revolusi Irak ini, saling ancam datang dari AS dan Iran. Irak pun, telah mengeluarkan resolusi parlemen yang meminta pasukan asing untuk hengkang dari wilayah Irak.  

Dilansir dari Reuters, Eropa menegaskan, komitmen untuk melanjutkan perang melawan ISIS di wilayah Timur Tengah dan meminta Irak tetap mendukung langkah koalisi di Irak.

Soleimani selama ini dianggap sebagai tokoh terkuat kedua di negara itu setelah Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. Namun, Amerika menilainya sebagai otak dibalik pembunuhan dan kekacauan di Timur Tengah.

Menteri Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengaku telah berbicara melalui sambungan telepon dengan perdana menteri Irak, untuk meminta koalisi internasional tetap bisa berperang melawan gerilyawan ISIS di Irak dan Suriah.

Namun, Perdana Menteri Boris Johnson menegaskan, negara tidak menyesali kematian Soleimani. Namun, Inggris menyerukan pengendalian diri untuk merespons kematiannya.

Ia menegaskan, aksi balasan akan menciptakan lebih banyak kekerasan. Seraya menegaskan, Inggris tetap berkoordinasi erat dengan semua pihak untuk meredam konflik dan menyiapkan langkah meningkatkan keamanan bagi personel dan kepentingan Inggris di kawasan Timur Tengah. 

 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X