Gencatan Senjata di Gaza Dimulai, tapi Hamas dan Israel Siap Membalas Jika Ada Pelanggaran

- Jumat, 21 Mei 2021 | 09:33 WIB
Warga Palestina berjalan melewati lokasi serangan udara Israel, di tengah perseteruan Israel-Palestina, di Gaza, Kamis (20/5/2021). REUTERS/Mohammed Salem/foc/cfo (REUTERS/MOHAMMED SALEM)
Warga Palestina berjalan melewati lokasi serangan udara Israel, di tengah perseteruan Israel-Palestina, di Gaza, Kamis (20/5/2021). REUTERS/Mohammed Salem/foc/cfo (REUTERS/MOHAMMED SALEM)

Gencatan senjata antara pasukan Hamas Palestina dan Israel dimulai pada Jumat pada jam yang ditentukan oleh mediator Mesir, dan Presiden AS Joe Biden berjanji akan menyelamatkan kehancuran akibat pertempuran terparah dalam beberapa tahun dengan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Hitungan mundur gencatan senjata pukul 02:00 waktu setempat, roket Palestina masih berlanjut dan Israel meluncurkan setidaknya satu serangan udara.

Masing-masing pihak mengaku siap membalas pelanggaran gencatan senjata apa pun oleh pihak lawan. Sementara Pihak Kairo menyatakan, akan mengutus dua delegasi guna memantau gencatan senjata antara Palestina dan Israel.

Hamas, kelompok yang menguasai Jalur Gaza, merencanakan perayaan publik atas apa yang disebutnya sebagai kemenangan atas musuh yang lebih kuat secara militer dan ekonomi.

"Bagus bahwa konflik akan berakhir, namun sayangnya saya merasa kita tidak punya banyak waktu sebelum eskalasi berikutnya," kata Eiv Izyaev, insinyur berusia 30 tahun, di Tel Aviv seperti dikutip Antara.

-
Api dan asap muncul selama serangan udara Israel di tengah meningkat nya kekerasan Israel-Palestina, di Jalur Gaza selatan, Selasa (11/5/2021). (ANTARA FOTO/REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa)

 

Sejak pertempuran berlangsung pada 10 Mei, pejabat kesehatan di Gaza menyebutkan bahwa 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak, tewas dan lebih dari 1.900 orang terluka akibat bombardir udara. Israel mengaku telah menewaskan setidaknya 160 petempur di Gaza.

Baca Juga: Terungkap! Motif Bapak Kandung Aniaya Anak di Serpong: Cemburu ke Mantan Istri

Otoritas menyebutkan jumlah korban tewas di Israel sebanyak 12 orang, dengan ratusan orang dirawat karena cedera akibat serangan roket yang menyebabkan kepanikan dan membuat warga mengungsi.

Di tengah maraknya peringatan global, Biden mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar mengupayakan deeskalasi, sementara Mesir, Qatar dan PBB berupaya untuk melakukan mediasi.

Dalam pidato pada Kamis (20/5/2021), Biden menyampaikan belasungkawa untuk Israel dan Palestina. Ia juga mengatakan Washington akan bekerja sama dengan PBB "dan pemangku kepentingan internasional lainnya untuk memberikan bantuan cepat kemanusiaan" untuk Gaza.

Menurut Biden, bantuan akan dikoordinasikan dengan Otoritas Palestina (PA) - yang dikelola Hamas, dan berbasis di Tepi Barat yang diduduki Israel - "dengan cara yang tidak mengizinkan Hamas memasok kembali persenjataan militer mereka."

Hamas dianggap sebagai kelompok teroris oleh Barat dan Israel, yang menolak mengakuinya. Kekerasan bermula dari kemarahan rakyat Palestina atas apa yang mereka serang lantaran Israel mengekang hak-hak mereka di Yerusalem, termasuk selama bentrokan polisi dengan pengunjuk rasa di Masjid Al-Aqsa.

Hamas sebelumnya menuntut agar setiap penghentian pertempuran di Gaza dibarengi dengan penarikan mundur pasukan Israel di Yerusalem. Namun, Pejabat Israel mengatakan bahwa tidak ada syarat seperti itu dalam gencatan senjata.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X