Terapkan PTM 100 Persen, DKI Jakarta Lakukan Tes Swab Tiap Pekan di Sekolah

- Selasa, 4 Januari 2022 | 16:30 WIB
PTM 100 Persen di SD 08 Kenari Jakarta. (ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)
PTM 100 Persen di SD 08 Kenari Jakarta. (ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)

DKI Jakarta telah menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen. Untuk mencegah meningkatnya varian Omicron, tes usap (swab) dilakukan setiap pekan terhadap siswa dan guru di 10 persen sekolah di Jakarta.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan hal itu merupakan bagian dari "active case finding" (ACF) atau "test and tracing" untuk mendeteksi kasus Covid-19.

"Pada saat PTM kita melakukan 'active case finding' dengan tiap minggu, 10 persen sekolah akan ada ACF berupa usap murid dan guru supaya bisa mempunyai gambaran potensi peningkatan kasus, itu yang kita intens," kata Dwi di Jakarta mengutip Antara, Selasa (4/1/2022).

Dwi menyebutkan di tiap sekolah juga akan ditugaskan Satgas Covid-19 yang memantau protokol kesehatan murid dan guru sehingga mereka bisa saling mengingatkan untuk berdisiplin dalam menjalankan protokol kesehatan (prokes).

Untuk jam belajar, kata dia, juga ada aturan untuk dikurangi di tahap awal sehingga jam belajar lebih singkat.

Baca juga: Partai Gerindra Belum Bahas Pengganti Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta

Pihak sekolah juga diawasi dan didorong untuk melakukan evaluasi serta perbaikan harian dengan tujuan agar bisa menyempurnakan hal yang secara teknis belum sesuai prokes.

"Kami bersama Dinas Pendidikan memantau ketat untuk perkembangan kasus, kemudian setiap kasus juga, kalau ada anak yang kena, maka pasti kita akan gali lebih lanjut sekolahnya dan sebagainya untuk dilakukan penelusuran kontak juga," tutur Dwi.

Dwi meyakinkan bahwa pemerintah tidak akan stagnan dalam memantau pelaksanaan PTM dan langkah yang diambil kemudian akan bergantung pada kondisi yang terjadi di lapangan.

"Pada saat situasi yang mengharuskan kita membatasi aktivitas, pasti akan dilakukan. karena jangan sampai kemudian rantai penularannya berkelanjutan," katanya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X