INDOZONE.ID - Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88 AT) Polri baru saja menangkap 3 orang teroris kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Densus 88 pun membeberkan peran-peran para teroris tersebut.
Kabag Banops Densus 88 Antiterror Kombes Aswin Siregar menyebut 2 dari 3 teroris itu merupakan napiter yang sudah bebas. Salah satu terorisnya berinisial S alias SO yang pernah ditangkap pada 2013 dan bebas pada Desember 2019.
SO disebut Aswin pernah mengikuti pelatihan militer pada April hingga Mei tahun 2012. Pelatihan itu dilakukan oleh eks pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santoso.
"Sebagai peserta pelatihan yang dilaksanakan oleh Santoso alias Abu Wardah yang dilaksanakan di Gunung Biru, Desa Tamanjeka, Kecamatan Poso Pesisir," kata Aswin kepada wartawan, Selasa (21/6/2022).
Baca Juga: Peran Mahasiswa Malang yang Ditangkap Densus 88 Terkait Teroris, akan Serang Kantor Polisi
SO juga sempat ikut dalam proses merakit bom lontong yang meledak di Pos Polisi Smaker, Kasintuwu, Poso Kota Utara, pada 22 Oktober 2012.? Tak hanya itu, dia juga sempat menyembunyikan informasi mengenai keberadaan Santoso saat Santoso masih menjadi buronan.
Teroris kedua yaitu AS alias A yang merupakan napiter yang bebas pada Februari 2020. AS ditangkap saat itu karena menyembunyikan buronan teroris bernama Fajar yang terlibat penembakan anggota polisi di Bima.
AS ditangkap kembali karena menyebarkan paham Daullag kepada kelompok JAD di Bima. Dia juga aktif mengikuti pelatihan fisik bersama kelompoknya.
"Saat ini ditangkap karena diduga aktif ikut memberikan kajian Daullah secara langsung maupun online kepada kelompok JAD Bima. Selain itu, juga aktif melakukan pelatihan fisik Idad bersama kelompoknya," beber Aswin.
Tersangka terakhir yakni MH. MH berperan aktif mengikuti kajian-kajian yang dilakukan oleh SO dimana manteri yang dibahas berkaitan dengan paham Daullah.
"Aktif mengikuti kajian SO pasca bebas dari penjara yang berisi materi tentang Daulah bersama dengan Kelompok MR yang telah ditangkap sebelumnya," kata Aswin.
"Juga telah melakukan idad fisik berupa long march dan mendaki gunung di beberapa lokasi di Kota Bima, serta diduga memiliki akses untuk pembuatan senjata tajam di pandai Besi," sambungnya.
Sekadar informasi, ketiga terduga teroris ini berhasil ditangkap pada Minggu, 19 Juni 2022 lalu. Mereka diketahui merupakan warga Kota Bima, NTB.
Dari profilling Densus 88, ketiganya disinyalir terafiliasi dalam kelompok teroris JAD. Adapun JAD diketahui terafiliasi dengan ISIS.