Setiap tanggal 22 Oktober, masyarakat Indonesia memperingati Hari Santri Nasional, sebagai penghargaan terhadap peran para santri yang ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Penetapan Hari Santri setiap tanggal 22 Oktober ini tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.
Latar belakang penetapan tanggal tersebut dari resolusi jihad yang dikumandangkan Pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asyari di Surabaya, untuk melawan tentara kolonial Belanda di tanah Jawa Timur itu.
Seruan jihad yang dikobarkan KH Hasyim Asyari, untuk membakar semangat para santri arek-arek Surabaya saat menyerang markas Brigade 49 Mahratta, pimpinan Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sothern Mallaby.
Tahun ini peringatan Hari Santri mengangkat tema Santri Indonesia Untuk Perdamaian Dunia dengan logo yang terbentuk dari kata santri menggunakan aksara Arab.
Aksara Arab dengan arti santri ini menggambarkan kobaran api. Kobaran api pada logo peringatan hari Santri 2019 karya Muhammad Ainun Na’im, dan mengandung arti semangat para santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan semangat dalam memelihara keutuhan NKRI.
Gradasi warna biru dan hijau merupakan citra kesuburan dan kemakmuran Indonesia dengan kekayaan alam baik di laut maupun di darat.
Sementara warna emas, yang menjadi titik pada logo menyiratkan santri sebagai generasi emas bangsa Indonesia dan penjaga tradisi keislaman dan keIndonesiaan.
Adapun jumlah lima titik emas menandai lima rukun Islam sebagai simbol keislaman dan sila dasar negara sebagai simbol ke-Indonesia-an.
