Setengah Juta ODHA Tidak Terima Pengobatan

- Senin, 16 September 2019 | 14:28 WIB
Ilustrasi hasil test HIV. (mymed.com)
Ilustrasi hasil test HIV. (mymed.com)

Sekitar 500 ribu orang dengan HIV AIDS (ODHA) masih belum mendapatkan obat Antiretroviral (ARV), alias baru 17 persen dari total ODHA yang ada di Indonesia. 

Hal ini diungkapkan oleh Indonesia AIDS Coalition (IAC). Direktur Eksekutif IAC Aditya Wardhana mengatakan, angka 17 persen tersebut merupakan yang terburuk di regional Asia Pacific bahkan dunia.

"Artinya, dari total sekira 640 ribu ODHA di Indonesia, baru 140 ribu yang menerima pengobatan ARV. Masih ada 500 ribu orang lainnya yang belum menerima pengobatan. Ini catatan  sangat buruk," jelasnya.

Lebih jauh ia menerangkan, banyak faktor yang membuat ODHA belum mendapatkan pengobatan, di antaranya diskriminasi kepada kelompok terdampak AIDS seperti orang dengan HIV, pekerja seks, LGBT, pengguna narkotika, perempuan dan anak, sampai dengan mahalnya harga obat ARV yang dibeli oleh pemerintah Indonesia dari industri farmasi BUMN.

"Saya meminta Menteri Kesehatan (Menkes) untuk melakukan audit menyeluruh program penanggulangan AIDS, termasuk pelaksanaannya. Sebab, angka kematian akibat AIDS akan terus meningkat sampai dengan tahun 2020," katanya.

Ditambahkan olehnya, IAC menilai angka jangkauan ARV yang rendah berpotensi tinggi terjadi penularan HIV. Karena selama ini obat ARV diyakini secara ilmiah mampu mencegah penularan HIV baru.

"Kami meminta kepada pemerintahan yang baru nanti, untuk melibatkan ODHA dalam menyusun program terkait penanggulangan dan penanganan AIDS. Di negara lain, ODHA sudah dilibatkan dalam program penanggulangan AIDS di pemerintahan," tandasnya.

Terpisah, Kordinator Advokasi dan Hak Asasi Manusia IAC Sabam Manalu mengatakan, prosedur yang dijalankan oleh layanan kesehatan sebelum memberikan obat ARV kepada ODHA diyakini juga turut menjadi pemicu rendahnya cakupan pengobatan ARV ini. 

“Begitu tahu status HIVnya, seharusnya berdasarkan evidence global, ODHA itu bisa langsung diberikan obat ARV namun dalam faktanya, ODHA masih diminta untuk melakukan tes-tes penyerta lain sebelum bisa diberikan obat ARV sementara semestinya tes-tes ini bisa dilakukan belakangan” papar Sabam Manalu.

Untuk diketahui, ODHA di Indonesia sendiri tergolong sebagai ODHA yang kurang beruntung di dunia sebab pengobatan ARV yang diberikan pada ODHA masih menggunakan jenis-jenis regimen obat ARV yang 'ketinggalan zaman'.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X