Sudah sebulan sejak pertama kali Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan dua kasus pasien positif corona atau COVID-19 asal Indonesia pada Senin (2/3/2020).
Sejak saat itu, jumlah pasien positif corona dan yang meninggal terus bertambah. Data per tanggal 31 Maret 2020 mencatat bahwa sudah ada 1.528 kasus positif corona di Indonesia. Rinciannya 1.311 orang dirawat, 81 sembuh dan 136 meninggal dunia.
Jumlah ini naik 764x lipat dari saat pertama kali diumumkan. Sekarang, masker medis susah didapatkan, hand sanitizer menjadi langka, dan alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis juga ikut habis.
"Panic buying' juga menjadi fakta yang menyertai selama pandemi terjadi. Baru sehari kasus positif corona di Indonesia diumumkan, warga Jakarta berbondong-bondong mendatangi pusat perbelanjaan, memborong perbekalan mulai dari bahan pokok, tisu hingga makanan kalengan.
Pengamat Sosial dari Universitas Indonesia Devie Rahmawati mengatakan 'panic buying' sebagai reaksi alamiah manusia yang merespon situasi yang tidak terkendali.
'Panic buying' memang tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi negara-negara seperti Amerika dan Eropa juga mengalami kejadian serupa.
Berbagai kabar hoax juga beredar di media sosial. Polisi sejauh ini berhasil mendeteksi 43 kasus hoax virus corona dan beberapa pelakunya telah berada di balik jeruji besi.
Kasus Pertama Virus Corona di RI
Dua pasien positif COVID-19 pertama di Indonesia adalah seorang ibu usia (61) dan anaknya (31) lalu diberi nama pasien 01 dan 02. Setelah keduanya menjalani isolasi di RSPI Sulianti Saroso, tim medis menemukan lagi pasien 03 yang juga putri dari pasien 01.
Angka kasus corona di Indonesia terus bertambah, seiring dipulangkannya 258 anak buah kapal (ABK) Diamond Princes dan World Dream ke Pulau Sebaru.
Kasus impor transmition atau penularan dari orang-orang yang melakukan perjalanan keluar negeri juga menambah daftar jumlah pasien COVID-19 di Indonesia khususnya Jakarta.
Tanggal 15 Maret 2020 Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan meminta warga Ibu Kota melakukan 'social distancing' atau pembatasan sosial dengan menjaga jarak saat beraktivitas.
Hingga akhirnya, beberapa daerah di Indonesia menerapkan bekerja di rumah, belajar di rumah dan beribadah di rumah, sesuai instruksi dari Presiden Jokowi.