Kocak! Hampir Tiga Bulan Belajar Daring, Ternyata Guru dan Murid Ini Beda Sekolah

- Jumat, 2 Oktober 2020 | 14:55 WIB
Kiri: Ilustrasi sejumlah siswa SMP belajar secara daring (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah? / Kanan: Percakapan guru dan murid beda sekolah (Facebook/Harianto Andi Ma'tu)
Kiri: Ilustrasi sejumlah siswa SMP belajar secara daring (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah? / Kanan: Percakapan guru dan murid beda sekolah (Facebook/Harianto Andi Ma'tu)

Seorang guru pria yang bernama Harianto Andi Ma’tu membagikan kisah lucu di akun Facebooknya.

Setelah hampir tiga bulan mengajar seorang murid secara online, dia baru sadar ternyata bocah itu bukanlah muridnya, melainkan murid sekolah lain.

Kisahnya bermula pada 29 Juli 2020 silam. Kala itu, Indonesia sudah menerapkan metode belajar daring karena pandemi Covid-19.

Harianto mendapatkan kiriman tugas IPA dari seorang siswa baru kelas 7. Saat itu, si murid menyapanya dengan sebutan “Bu.”

Harianto tak mempermasalahkannya. Dia berpikir positif bahwa murid itu belum mengenal dirinya. Harianto kemudian memeriksa namanya dan terdaftar. Jawabannya juga benar.

Pada tanggal 4 Agustus 2020, murid itu kembali mengirimkan hasil pengerjaan tugas kedua dari modul yang digunakan.

Dia masih tetap memanggil Harianto dengan sebutan “Bu”. Harianto pun memberitahukan namanya dan berharap disapa “Pak”.

Selama hampir tiga bulan, Harianto membimbing murid tersebut mengerjakan tugas-tugasnya. Meskipun dia agak sebal juga karena dipanggil “Bu” terus-menerus meskipun sudah diingatkan.

Hari sebenarnya sudah mulai curiga saat sang murid tak pernah membahas aplikasi belajar online. Padahal, tugas dan modul ada disana.

Tapi, Harianto menepis kecurigaannya karena ada murid bernama sama yang mengirim tugas lewat aplikasi.

Akhirnya, pada akhir September barulah murid itu bertanya kenapa dia harus memanggil “Pak”, padahal gurunya adalah seorang wanita. Disitulah Harianto sadar bahwa murid itu bukan berasal dari sekolah mereka.

Rupanya, yang seharusnya mengajar murid tersebut adalah rekan Harianto di kabupaten tetangga. Dia menduga murid itu “nyasar” karena modul tersebut pernah dibagikan Harianto ke guru-guru, termasuk guru murid tersebut.

Murid itu berasal dari Pasangkayu, Sulawesi Barat. Sedangkan, Hari berasal dari Mamuju, Budong-Budong Sulawesi Barat.

Hari kemudian menjelaskan kepada murid itu bahwa mereka berbeda sekolah. Meski begitu, sang murid tetap boleh belajar bersama Hari.

Halaman:

Editor: Zega

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X