IPW Minta Polri Intensifkan Patroli Tengah Malam untuk Tindak Tegas Geng Motor

- Jumat, 12 Maret 2021 | 10:49 WIB
Ketua Presidium IPW Neta S Pane. (ANTARANEWS)
Ketua Presidium IPW Neta S Pane. (ANTARANEWS)

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane meminta jajaran kepolisian perlu segera mengantisipasi tren geng motor yang muncul belakangan ini, berkonvoi hingga membawa senjata tajam, seperti celurit dan senjata tajam lainnya serta menganiaya warga.

Berdasarkan data IPW, dalam dua minggu terakhir, yakni 28 Februari hingga 12 Maret 2021, ada tujuh peristiwa geng motor yang menewaskan tiga orang dan sejumlah lainnya luka, termasuk anggota polisi yang luka-luka dibacok anggota geng motor.

Ia menjelaskan, peristiwa pertama dialami oleh Muhammad Farhan Lubis (17) tewas dibantai geng motor di Jalan Sisingamangaraja, Medan Amplas, Sumut, Minggu (28/2) sekira pukul 02.00. Hari yang sama anggota geng motor Enjoi MBR 86 membacok anggota Polsek Metro Menteng Aiptu Dwi Handoko.

"Geng motor ini memiliki ratusan anggota. Masih hari yang sama, tukang parkir, Hendri menjadi korban pengeroyokan geng motor di Jalan Pasuketan Kota Cirebon, Jabar. Mereka juga memukuli orang orang yang memvideokan aksi brutal mereka," paparnya.

Selain itu, Neta pun menyebutkan kalau sebelumnya Polda Banten menangkap 10 dari 36 anggota geng motor All Star yang meresahkan warga Kota Serang Timur karena konvoi membawa senjata tajam.

Aksi yang sempat viral di media sosial ini mengejutkan warga karena massa konvoi sambil mengacung acungkan aneka senjata tajam, mulai dari golok, pedang, hingga celurit, mengancam warga, dan memblokir jalanan.

Baca Juga: Warga Kongo Temukan 'Gunung Emas', Setelah Ditambang Emasnya Malah Diambil Polisi

"Jajaran Polda Banten lalu memburu anggota geng motor ini hingga ke rumahnya. Ratusan orang terdata, sejumlah senjata tajam dan sepeda motor tanpa surat disita. Sebanyak 10 orang ditahan dan dijadikan tersangka, yang lainnya diingatkan, jika berulah lagi akan ditahan," terangnya.

Menurutnya, sikap tegas Polda Banten ini sepertinya patut dicontoh Polda Polda lain agar geng motor bisa terkendali dan tidak berbuat onar. Ia menilai, sikap menjemput bola, antisipasi, dan deteksi dini bisa dilakukan bersama Polsek dan Polres, yang mendatangi rumah anak anak muda yang terindikasi sebagai anggota geng motor.

'Sikap pembiaran terhadap geng motor harus disudahi. Polisi perlu jemput bola. Terutama menjelang bulan Ramdhan, biasanya geng motor ini suka berulah dan harus diantisipasi. Mereka tidak hanya membuat onar tapi juga melakukan tindakan kriminal, seperti merampok mini market, merampok pomp bensin, membegal orang di jalanan dan lainnya," papar Neta.

"Untuk itu jajaran kepolisian perlu mengintensifkan patroli di malam hari untuk menindak tegas aksi geng motor. Biasanya anak anak di usia 15 hingga 21 tahun itu beraksi pukul 01.00 hingga 04.00. Dan kawasan rawan geng motor adalah Ibukota Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, dan Sulsel," tandasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X