Budayawan Mohamad Sobari menyebutkan bahwa kelima sila dalam Pancasila hingga saat ini masih menghadapi berbagai tantangan ataupun hambatan dalam penerapannya ketika bernegara.
Salah satunya adalah menurut Sobari, sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal tersebut disampaikannya melalui diskusi virtual bersama Para Syndicate soal 'Pancasila: Membangun Karakter dan Janji Bernegara'.
Ia menilai kalau hingga saat ini masih terdapat ketegangan antara kelompok-kelompok umat beragama. Hal itu pun bahkan terjadi di dalam internal, yang kemudian disebutnya ketegangan doktrinal.
"Itu mengganggu menghalangi relasi-relasi antar umat beragama atau internal dalam suatu kelompok umat beragama. Nah dengan sendirinya itu menghambat langkah kita bahwa agama sebagai cara membangun karakter bangsa itu menjadi tidak mudah," ucap Sobary, Senin (1/6/2020).
"Karena pandangan suatu kelompok secara internal mengenai suatu hal berbeda dengan kelompok lain, dan cenderung menyalahkan. Sebenarnya itu bisa tidak terjadi dan wajib untuk tidak terjadi antar kelompok, ketegangan doktrinal dan kemudian menjadi ketegangan politik dan menjadi warna kehidupan sehari-hari," tambahnya.
Lebih lanjut, Sobary berharap kedepannya masyarakat Indonesia dapat menyamakan kedudukannya dengan sesama umat beragamaa, sehingga bisa menyatukan langkah kehidupan dan membangun karakter bangsa.
"Itu bisa dicegah dengan menempatkan posisi kita seluruhnya sebagai warga negara Republik Indonesia. Kalau berbicara warga negara, semua orang sama kedudukannya. Sebagai warga negara tidak ada Katolik, tidak ada Islam, Hindu, Budha, Konghucu, warga negara ya warga negara," ungkap Sobary.
