Energy Watch Soroti Kesiapan Kilang Pertamina Terkait Penghapusan Premium dan Pertalite

- Senin, 29 Juni 2020 | 11:50 WIB
Ilustrasi kilang BBM milik Pertamina. (Instagram/@pertamina).
Ilustrasi kilang BBM milik Pertamina. (Instagram/@pertamina).

Energy Watch menyoroti soal kesiapan kilang Pertamina, jika kebijakan penghapusan Premium dan Pertalite jadi diberlakukan. 

Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengatakan, kapasitas kilang Pertamina untuk memproduksi bahan bakar jenis Pertamax cs saat ini masih terbatas. Hal ini tentu akan sangat riskan jika Premium dan Pertalite terburu-buru untuk dihapuskan. 

Menurut Mamit, penghapusan Premium dan Pertalite akan menjadi tidak efisien ketika dilakukan secara tergesa-gesa. Sebab, dengan minimnya kapasitas kilang pengolahan Pertamina, maka untuk memenuhi kebutuhan Pertamax cs, Pertamina harus mengimpor dari negara lain, dan itu justru akan semakin membebani keuangan negara. 

"Kapasitas kita masih belum siap. Yang ada kita akan impor produk lebih banyak nantinya. Jadi menurut saya kita bisa lakukan adalah batasi penggunaan Premium dulu. Kalau bisa JAMALi (Jawa Madura Bali) kayak kemarin 2018 (Kuotanya dikurangi)," ujar Mamit kepada Indozone, Senin (29/6/2020). 

Pemerintah dan Pertamina, kata Mamit, sebaiknya memang fokus untuk penyelesaian beberapa fasilitas kilang produksi, sebelum nantinya berbicara soal penghapusan Premium dan Pertalite. 

"Saya kira memang kesiapan kilang kita untuk BBM Ron 92 ke atas masih belum maksimal. Jadi sambil menunggu beberapa program RDMP dan GRR yang selesai dilakukan oleh Pertamina, kita bisa tetap menggunakan Premium dan Pertalite di beberapa wilayah yang belum mau dihapuskan," tuturnya. 

Menurut Mamit, memang tidak mudah untuk menghapuskan Premium dan Pertalite dari tanah air, sebab di beberapa wilayah, termasuk daerah terluar Indonesia, masih membutuhkan keberadaan Premium.

"Saya kira edukasi ini sangat penting dan masyarakat kita juga sudah cukup banyak yang paham terkait dengan penggunaan bbm dengan oktan yang tinggi. Proses edukasi ini sangat baik saya kira yang dilakukan oleh Pertamina dan pemerintah untuk beralih ke bbm ron tinggi," tuturnya. 

"Premium dan Pertalite selama disparitas harga yang masih jauh, ditambah kondisi ekonomi masyarakat yang belum pulih, maka akan selalu dibutuhkan. Tinggal bagaimana kita bisa kembali memberikan penyadaran dan edukasi lagi ke masyarakat," sambungnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X