Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari kembali dikirim ke Rumah Tahanan (Rutan) Pondok Bambu, Jakarta Timur, setelah sempat menjalani perawatan di RSPAD Gatot Soebroto, akibat menderita penyakit asma.
Dikirimnya kembali Siti Fadilah Supari ke Rutan Pondok Bambu lantas meuai kritikan dari berbagai pihak, salah satunya Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Andi Arief.
"Mengembalikan Siti Fadilah Supari ke Penjara Pondok Bambu menunjukkan ada persepsi tidak seragam soal kedaruratan wabah Corona saat ini yang sudah menyebabkan 50 orang positif Corona di Penjara Pondok Bambu," ujar Andi Arief dalam keterangan tertulisnya, Senin (25/5/2020).
Lebih lanjut, Andi Arief menyarankan agar Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly menggunakan diskresi (keputusan oleh pejabat pemerintahan) terhadap seorang ibu berusia lebih 70 tahun dengan berbagai penyakit bawaan yang berpotensi terpapar virus corona di penjara.
Ia juga menyebutkan bahwa sosok Siti Fadilah Supari bukanlah seorang penjahat besar, mengingat sudah banyak jasa beliau terhadap sistem kesehatan di Indonesia, terlebih di masa wabah flu burung tahun 2005-2009.
"Ibu Siti Fadilah bukan koruptor dan penjahat besar. Ada banyak jasanya dalam sistem kesehatan Indonesia," ungkap Andi Arief.
"Saya hanya ingatkan, kita semua adalah sasaran dari wabah Corona, seharusnya kita berjuang bersama melawannya, bukannya malah merasa lebih berkuasa dan lebih mampu menghadapi wabah ini. Segera bebaskan Siti Fadilah, pakai ilmu dan pengalamannya untuk kepentingan kita semua, seperti yang pernah ia perjuangkan dan menang melawan wabah Flu Burung dan WHO dulu," katanya.
