Fakta Moeldoko: Dulu Anak Buah SBY, Sekarang Diduga Mau Rampas Partai Demokrat dari AHY

- Selasa, 2 Februari 2021 | 14:06 WIB
Kiri: Moeldoko saat dilantik SBY sebagai Panglima TNI tahun 2013; Kanan: AHY. (Instagram)
Kiri: Moeldoko saat dilantik SBY sebagai Panglima TNI tahun 2013; Kanan: AHY. (Instagram)

Kepala Staf Presiden, Moeldoko jadi sorotan dalam beberapa jam terakhir, usai diduga mencoba melakukan upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat dari tangan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), putra dari Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Kabar ini ramai jadi perbincangan publik. Sebagian publik kemudian mengingat kembali masa lalu Moeldoko, yang pernah diangkat sebagai Panglima TNI oleh SBY semasa SBY masih jadi presiden. Pelantikan Moeldoko sebagai Panglima TNI diunggah akun Twitter SBY pada 30 Agustus 2013.

Pada foto yang dibagikan SBY, terlihat Moeldoko berdiri tegap di hadapan SBY yang memegang lengan kanannya. Moeldoko menampakkan raut wajah serius, seolah menyatakan kesiapan untuk bekerja sungguh-sungguh.

"Presiden SBY lantik Jenderal Moeldoko sbg Panglima TNI & Letjen Budiman sbg Kepala Staf Angkatan Darat yg baru," tulis akun Twitter SBY.

Akun Twitter @taufiqrus menulis cuitan soal kemungkinan Moeldoko mengambilalih kepemimpinan Partai Demokrat dari AHY.

"Pak @SBYudhoyono Akabri 73, Pak @GeneralMoeldoko Akabri 81. Agak sulit buat sy melihat kenapa KSP Moeldoko berani melakukan ini tanpa ada backup dr kekuasaan yg lebih tinggi darinya? seberani itukah dirinya melawan seniornya bahkan yg pernah melantik dirinya sbg Panglima TNI?" tulisnya. Cuitan itu dibagikan ulang oleh Politikus Partai Demokrat, Rachland Nashidik.

Moeldoko sendiri mengaku bahwa isu pengambilalihan Partai Demokrat itu berkaitan dengan banyaknya tamu yang datang ke rumahnya.

"Mereka datang berbondong-bondong, ya kita terima," kata Moeldoko  dalam konferensi pers secara virtual, Senin (1/2/2021).

Moeldoko memang tidak menyebut secara eksplisit soal siapa saja tamu yang datang ke rumahnya. Namun, saat menyampaikan klarifikasi, ia sempat menyebut-nyebut nama Partai Demokrat. Diduga, tamu yang datang ke rumahnya adalah orang-orang Partai Demokrat yang tersisih.

"Mereka curhat situasi yang dihadapi. Ya gua dengerin aja. Berikutnya ya udah dengerin aja. Saya sebenarnya prihatin gitu ya dengan situasi itu, karena saya juga bagian yang mencintai Demokrat," ujarnya.

Dari situlah menurut Moeldoko muncul isu bahwa Moeldoko akan mengkudeta Partai Demokrat.

"Kemudian muncul isu itu. Mungkin dasarnya foto-foto ya. Orang ada dari Indonesia timur dari mana-mana datang ke sini kan kepingin foto sama gua. Sama saya. Ya saya terima aja apa susahnya. Itu lah menunjukkan seorang jenderal tidak punya batas dengan siapa pun. Kalau itu menjadi persoalan yang digunjingkan ya silakan saja. Saya tidak keberatan," kata Moeldoko.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X