Usai Jokowi Terima Vaksin Kedua, Sinovak Baru Dapat Lampu Hijau Izin Pakai ke Publik China

- Sabtu, 6 Februari 2021 | 21:19 WIB
Presiden Joko Widodo menerima suntikan vaksin COVID-19 untuk dosis kedua, Rabu (27/1/2021) pagi. (ANTARA)
Presiden Joko Widodo menerima suntikan vaksin COVID-19 untuk dosis kedua, Rabu (27/1/2021) pagi. (ANTARA)

Vaksin COVID-19 Sinovac yang dikembangkannya Sinovac Biotech baru saja secara resmi mendapatkan izin untuk penggunaan publik oleh regulator produk obat-obatan China.

Vaksin itu menjadi vaksin COVID-19 kedua yang mendapatkan lampu hijau untuk penggunaan publik di China, Sabtu (6/2/2021).

Sinovak merupakan vaksin kedua setelah Sinopharm yang dikembangkan oleh sebuah institusi Beijing, yang terafiliasi dengan badan usaha milik negara China National Pharmaceutical Group (Sinopharm), yang disahkan pada bulan Desember.

Sebelum izin tersebut dikeluarkan, kedua vaksin itu telah digunakan di program vaksinasi China, dengan kelompok-kelompok yang dianggap berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi virus corona, sebagai fokus utama.

Indonesia, Turki, Brazil, Chile, Kolombia, Uruguay dan Laos telah memberikan izin penggunaan darurat untuk vaksin CoronaVac yang dikembangkan oleh Sinovac Life Sciences, sebagaimana dikatakan oleh Sinovac dalam sebuah pernyataan.

Persetujuan tersebut didasarkan pada hasil dua bulan dari uji klinis tahap akhir di luar negeri, di mana data analisis akhir belum diperoleh, kata Sinovac.

Sebelum mendapatkan izin di China sendiri, Indonesia telah menggunakan vaksi Sinovac. Bahkan Presiden Jokowi sendiri yang mengkampanyekan untuk pemakaian vaksin tersebut.

Jokowi sendiri telah mendapatkan vaksinasi COVID-19 kedua kalinya masih dengan vaksin Sinovac yang dilaksanakan di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu 27 Januari 2021 yang lalu.

Seperti pelaksanaan vaksinasi pertama pada 13 Januari 2021, Presiden Jokowi harus melewati tahapan pemeriksaan lebih dulu sebelum diputuskan apakah dapat memperoleh vaksinasi kedua.

"Jadi setelah suntikan vaksin yang pertama di 13 Januari lalu, 2 minggu lalu, hari ini saya mendapat suntikan vaksin yang kedua dan sama seperti yang dilakukan dua minggu lalu tidak terasa dan setelah 2 jam hanya pegal-pegal dan sekarang sama sama aktivitas ke mana-mana," kata Presiden Jokowi setelah mendapat suntikan kedua.

-
Vaksinasi massal COVID-19 Sinovac di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (4/2/2021). (Antara)

 

Presiden Jokowi mengakui jumlah orang yang divaksinasi memang masih rendah.

"Ini kan baru awal-awal, dimulai dari dokter dan perawat dan per hari ini kurang lebih kita baru mendapat 250 ribu tenaga kesehatan (yang divaksin), tapi 2 hari ini melonjak tajam," tambah Presiden.

Mengutip dari laman Kementerian Kesehatan, hingga 25 Januari 2021 terdapat 161.959 sumber daya manusia kesehatan (SDMK) yang sudah divaksin.

Padahal Kemenkes menyasar 1,48 juta SDMK dan dari jumlah tersebut sudah ada 1,45 juta yang melakukan registrasi ulang untuk vaksinasi COVID-19.

"Kita harapkan karena kita punya 30 ribu vaksinator di 10 ribu puskesmas dan 3000 rumah sakit, kita harapkan 900 ribu- 1 juta orang dapat divaksin, tapi ini yang perlu waktu dan manajemen yang baik yang selalu saya sampaikan ke Menkes," tambah Presiden.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X