Diplomasi Batik Ala Indonesia di Kancah Dunia

- Rabu, 2 Oktober 2019 | 16:01 WIB
Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Jokowi. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev)
Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Jokowi. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev)

Pengakuan batik Indonesia sebagai warisan dunia oleh UNESCO melalui proses yang cukup panjang. Pemerintah Indonesia telah mendaftarkan batik sebagai warisan dunia sejak 3 September 2008 dan baru diterima resmi UNESCO pada 9 Januari 2009.

Batik Indonesia yang telah resmi diakui UNESCO tersebut, masuk ke dalam daftar representatif sebagai budaya tak benda warisan manusia dalam sidang ke-4 komite antar pemerintah yang dilaksanakan di Abu Dhabi.

Hari Batik Nasional pertama kali ditetapkan tahun 2009 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Saat itu, SBY menerbitkan Keputusan Presiden No. 33 Tahun 2009 tentang Hari Batik Nasional pada 17 November 2009 yang meminta masyarakat mengenakan batik.

Dalam sidang Dewan Keamanan (DK) PPB pada Mei 2019 lalu, batik dipilih sebagai 'dress code' guna menunjukkan penghormatan para anggota DK PBB kepada Indonesia yang memegang kepemimpinan.

-
(Humas Kemenlu RI)

 

Saat itu, sidang dipimpin oleh Menlu RI, Retno Marsudi, sebagai Presiden DK PBB untuk Mei 2019. Pertemuan tersebut menjadi istimewa karena dimeriahkan oleh aneka ragam corak batik maupun tenun yang dikenakan oleh para delegasi peserta sidang dari berbagai negara.

Sejumlah anggota PBB yang mengenakan batik, diantaranya Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres yang menggunakan motif tenun troso dari Bali, berwarna cerah.

Selain itu, delegasi lainnya yang terlihat menggunakan batik termasuk dari Amerika Serikat, Jerman, Pantai Gading, Prancis, Peru, Republik Dominika dan China.

Bukan hanya saat pertemuan DK PBB, batik menjadi salah satu pakaian yang dikenakan para kepala negara dan pemerintahan dunia saat KTT APEC di Bali, 7 Oktober 2013, yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

-
(Antara/Widodo S. Jusuf)

 

Kala berpergian ke luar negeri dan melakukan pertemuan bilateral baik dengan pemerintahan maupun pengusaha, Presiden Indonesia, selalu mengenakan batik selain jas. Hal ini,  juga dilakukan oleh Presiden Joko Widodo yang mengenakan batik saat KTT APEC di Beijing, China, 10 November 2014.

Batik Indonesia terus mendunia,  nilai ekspor dari industri batik nasional pada semester I tahun 2019, mencapai USD17,99 juta. Sementara itu, sepanjang tahun 2018, tembus hingga USD52 juta. Negara tujuan utama pengapalan produknya, antara lain ke Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa. 

Industri batik Indonesia, saat ini menjadi salah satu sektor yang cukup banyak membuka lapangan pekerjaan. Sektor yang didominasi oleh industri kecil dan menengah (IKM) ini tersebar di 101 sentra di Indonesia, dengan jumlah sebanyak 47 ribu unit usaha dan telah menyerap tenaga kerja hingga 200 ribu orang.

Para duta besar atau perwakilan negara lain di Indonesia pun, sudah sering menggunakan batik saat ada pertemuan dengan para pejabat Indonesia. Ini tandanya, batik tidak lagi dipandang sebelah mata. Namun, sudah menjadi trend fashion yang ciamik dan menawan.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X