Soal Insiden Mahasiswa Papua di Surabaya, Wali Kota Risma Minta Maaf

- Selasa, 20 Agustus 2019 | 11:03 WIB
ANTARA FOTO/Didik Suhartono
ANTARA FOTO/Didik Suhartono

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta maaf atas kesalahpahaman akibat insiden yang terjadi di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya pada Sabtu (17/8). Dia menyesalkan kejadian yang berbuntut pada kerusuhan di kota Manokwari, Papua Barat.

"Saya pikir, kalau memang itu ada kesalahan di kami di Surabaya, saya mohon maaf. Tapi tidak benar kalau kami dengan sengaja mengusir, tidak ada itu. Saya diangkat warga Papua jadi Mama Papua, kami menjunjung keberagaman di Surabaya," kata Risma di Jakarta, Senin (19/8).

Dalam kesempatan itu, Risma mengingatkan tidak ada perbedaan di antara satu suku dengan suku lainnya. Apalagi, sudah ada peristiwa Sumpah Pemuda 1928 yang menyatakan bahwa seluruh anak bangsa di Nusantara adalah satu Indonesia.

"Kita menyatukan satu tekad satu bahasa dan satu bangsa kita dan kemudian kita merdeka. Kalau sekarang kita lupa dengan arti kemerdekaan itu yang dibangun oleh seluruh lapisan masyarakat mulai dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua, bahkan ada pahlawan kemerdekaan dari Papua," kata Risma.

Untuk itu, Risma mengimbau semua pihak agar bersama-sama menjaga persatuan Indonesia. "Jadi saya imbau ayolah jangan kita merasa diri kita lebih tinggi dibandingkan dari yang lain, tidak ada itu, di mata Tuhan semua sama siapa pun kita dari manapun asal kita," katanya.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengaku bahwa kerusuhan di Manokwari pada Senin pagi dipicu insiden adanya penyerangan dan pengepungan di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang. 

Di Surabaya, pihak kepolisian sempat menangkap 43 mahasiswa Papua dan diperiksa di Polrestabes Surabaya untuk dimintai keterangan terkait dugaan pembuangan bendera Merah Putih. Namun, kemudian 43 mahasiswa tersebut telah dipulangkan ke asrama.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X