Israel Dukung Cegah Kejahatan Perang, Indonesia Malah Pilih 'Tidak' di Sidang Umum PBB

- Kamis, 20 Mei 2021 | 15:54 WIB
Sidang umum perserikatan Bangsa-bangsa (Foto/United Nation)
Sidang umum perserikatan Bangsa-bangsa (Foto/United Nation)

Meski saat ini tengah berkonflik dengan Palestina, namun Israel dinilai masih punya hati memlih mendukung resolusi sidang umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Resolusi itu menyangkut tanggung jawab untuk melindungi dan mencegah genosida, kejahatan perang, pembersihan etnis, dan kejahatan kemanusiaan.

Diketahui dalam sidang PBB yang berlangsung pada 18 Mei tersebut, 115 negara memilih "Yes" termasuk Israel, 2 "Abstain".

Sementara itu 15 negara memilih "No" termasuk Indonesia.

Belum diketahih kenapa Indonesia memilih 'tidak' medukung resolusi PBB itu.

15 negara ini pun kemudian banjir kritik hingga masuk dalam 'list of shame atau daftar memalukan' seperti yang dikicau akun Instagram UN Watch yang sudah terverifikasi.

"Daftar memalukan, Negara-negara yang baru saja memberikan suara TIDAK pada resolusi Majelis Umum PBB tentang Tanggung Jawab Melindungi," cuit UN Watch seperti yang dikutip Indozone, Kamis (20/5/2021).  

Sejak dicetuskan pada tahun 2005, R2P telah dijadikan premis untuk melindungi semua penduduk dari kejahatan kekejaman massal dan pelanggaran hak asasi manusia.

Asas itu didasarkan pada penghormatan terhadap norma dan prinsip hukum internasional, terutama asas-asas hukum yang berkaitan dengan kedaulatan, perdamaian dan keamanan, hak asasi manusia, dan konflik bersenjata. 

Sejak status diunggah pada Rabu (19/5/2021), laman Twitter UN Watch langsung terlihat ramai dan dibanjiri ribuan tanda suka.

Dalam kolom komentarnya, warganet juga banyak yang riuh membahas tentang hasil pemungutan suara. 

Klarifikasi Kemenlu

Jubir Kemenlu, Teuku Faizasyah memberikan klarifikasi mengapa delegasi Indonesia memilih "No" dalam resolusi PBB pencegahan genosida.

"Resolusi ini lebih menyangkut penentuan apakah agenda ini akan dijadikan mata agenda tetap atau masih harus divoting tiap tahunnya seperti biasa di GC. Posisi Indonesia sesuai dinamika, hasil KTT 2005 mata agenda R2P cukup masuk di bawah agenda follow up to the 2005 summit," ujar Faizasyah, Kamis (20/5/2021).

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X