Meski Biden Mendesak untuk Mengurangi Kekerasan, Benjamin Netanyahu Tetap Melanjutkan

- Kamis, 20 Mei 2021 | 14:09 WIB
Benjamin Netanyahu (kiri), Joe Biden (kanan) (REUTERS/POOL/REUTERS/Jonathan Ernst)
Benjamin Netanyahu (kiri), Joe Biden (kanan) (REUTERS/POOL/REUTERS/Jonathan Ernst)

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa dia akan melanjutkan operasi melawan kelompok Hamas yang berkuasa di Gaza setelah Presiden AS Joe Biden mendesaknya untuk mengurangi kekerasan yang telah berlangsung 10 hari.

Seorang sumber keamanan Mesir mengatakan kedua belah pihak pada prinsipnya telah menyetujui gencatan senjata setelah bantuan dari mediator, meskipun rinciannya masih dirundingkan secara rahasia di tengah penolakan publik terhadap kesepakatan untuk mencegahnya runtuh.

Pejabat medis Palestina mengatakan bahwa sejak pertempuran dimulai pada 10 Mei, 227 orang telah tewas dalam pemboman udara yang menghancurkan jalan, bangunan dan infrastruktur lainnya, dan memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan di Gaza.

Netanyahu telah berulang kali memuji apa yang dia gambarkan sebagai dukungan dari Amerika Serikat, sekutu utama Israel, untuk hak atas apa yang dia sebut 'pertahanan diri' dalam memerangi serangan roket dari Gaza.

Tetapi Biden memberi tahu pemimpin Israel melalui panggilan telepon bahwa sudah waktunya untuk menurunkan intensitas konflik.

"Kedua pemimpin melakukan diskusi rinci tentang keadaan peristiwa di Gaza, dan upaya diplomatik yang sedang berlangsung oleh pemerintah daerah dan Amerika Serikat," kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre kepada wartawan, dikutip dari Reuters.

"Saya bertekad untuk melanjutkan operasi ini sampai tujuannya tercapai, untuk memulihkan ketenangan dan keamanan bagi warga Israel," komentar Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang dirilis.

Menanggapi seruan de-eskalasi Biden, juru bicara Hamas Hazem Qassam mengatakan mereka yang berusaha memulihkan ketenangan harus memaksa Israel untuk mengakhiri agresi di Yerusalem dan pembomannya di Gaza.

Hamas mulai menembakkan roket pada 10 Mei sebagai pembalasan atas pelanggaran hak-hak Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem selama bulan suci Ramadhan.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X