Semakin ke sini, kehidupan di bumi semakin mengancam keberlangsungan hidup satwa-satwa di alam liar. Perkembangan teknologi dan pembangunan besar-besaran tidak berjalan lurus dengan upaya pelestarian satwa.
Salah satu satwa yang terancam punah di Indonesia adalah elang Jawa. Si 'Raja Udara' itu kini masuk dalam dalam status "endangered" atau terancam punah oleh Organisasi konservasi dunia (International Union for Conservation of Nature atau IUCN).
Tiap Tahun 30-40 Ekor Diperdagangkan
Dilansir Antara, IUCN menyatakan bahwa populasi elang Jawa ini sangat sedikit dan kemungkinan akan terus berkurang akibat gangguan yang ada di habitat aslinya. Selain kerusakan habitat, perdagangan juga menjadi ancaman nyata, yakni sekitar 30 hingga 40 ekor diperdagangkan setiap tahunnya.
Tinggal 300-an Ekor di Alam Liar
Pada tahun 2019, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut jumlah elang Jawa di alam bebas hanya tinggal 300-an ekor.
Keberadaan burung karnivora itu kini nyaris diambang kepunahan. Sebagai burung pemangsa, elang memiliki peran penting dalam sebuah ekosistem sebagai penyeimbang dalam mata rantai makanan teratas dalam siklus alam.
Konservasi di Kamojang
Baru-baru ini, PT Pertamina Geothermal Energy bekerja sama dengan BKSDA Jawa Barat dan Forum Raptor Indonesia menginisiasi berdirinya Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK).
Pusat konservasi yang berada di kawasan Kamojang, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat itu menjadi salah satu tempat migrasi elang.
Dengan fasilitas konservasi berstandar internasional, PKEK dilengkapi dengan klinik hewan, kandang karantina, kandang observasi, kandang rehabilitasi, kandang pelatihan terbang, dan kandang display edukasi, dan kandang pembiakan.
82 Ekor Dilepasliarkan
PKEK memiliki lahan seluas sekitar 11,4 hektare. Di sini terdapat 12 jenis elang yang direhabilitasi, mulai dari elang jawa, elang ular bido, elang brontok, elang tikus, dan elang hitam. Dari 136 ekor elang yang direhabilitasi, sebanyak 82 ekor berhasil dilepasliarkan.
Tak Bisa dengan Campur Tangan Manusia
Serangkaian proses dilakukan sebelum elang dilepasliarkan, mulai dari penyesuaian ekosistem di kandang dengan habitat aslinya untuk memulihkan perilaku dasar elang serta pengecekan kesehatan dan pemberian vitamin.
Menurut Penanggungjawab Medis dan Rehabilitasi PKEK Kamojang Muhammad Fajar Hezah, meski di PKEK terdapat kandang pembiakan, namun hingga kini mengembangbiakkan elang melalui campur tangan manusia belum membuahkan hasil.
Oleh karenanya upaya pelepasliaran elang ke habitatnya menjadi solusi utama untuk menyelamatkan kelestarian mereka.