Pihak kepolisian menangkapi para preman pelaku pungutan liar yang kerap meresahkan para sopir truk pengankut muatan di Pelabuhan Tanjung Priok.
Setidaknya sampai sejauh ini sudah ada 49 orang preman yang ditangkap, ditambah seorang lagi yang diduga bos mereka, yakni AZA, yang kebetulan posisinya sebagai supervisor outsourcing di PT. Multi Tally Indonesia.
Namun, tak lama setelah penangkapan para preman tersebut, muncul pengakuan dari salah seorang sopir truk yang menyebut bahwa tidak adanya pungli membuat proses bongkat muat kontainer justru malah terganggu.
"UTC gak ada pungli, gak bisa muat. Mobil di setiap blok numpuk, noh, numpuk," kata sopir tersebut sambil merekam suasana di pelabuhan, dan videonya viral di media sosial.
Saking kesalnya, sopir tersebut bahkan menyebut bahwa Indonesia tidak akan bisa menyaingi negara-negara maju.
"Masak muat satu istirahatnya setengah jam, baru maju lagi. Wui, apa kata dunia? Makanya Indonesia pengen kayak luar negeri, gak bakalan bisa, gak bakalan bisa, noh, lihat," katanya.
Sebelumnya diberitakan, penangkapan para preman yang melakukan pungli di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara itu berawal dari keluhan para sopir kontainer yang diungkapkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini. Keluhan itu terkait pungutan liar atau pemerasan yang dilakukan oleh beberapa oknum karyawan di beberapa depo di Jakarta Utara.
Jokowi yang langsung menghubungi Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo itu untuk menindak para preman yang meresahkan para sopir. Hingga akhirnya Kapolri langsung memerintahkan jajaran Polda Metro Jaya untuk menindak dan mengamankan para tersangka.
Artikel Menarik Lainnya:
- Kilang yang Terbakar di Cilacap Ternyata Satu-satunya yang Produksi Aspal dan Base Oil
- Tak Harus ke Gym, Wanita Ini Gunakan Alat Rumah Tangga Sebagai Alat untuk Olahraga
- Sadis! Pria ini Tega Aniaya Bocah Surabaya hingga Tewas Dihadapan Anaknya, HP-nya Dirampas