Putin akan Hadiri KTT G20 di Bali, Indonesia Bisa Jadi Juru Damai Rusia Vs Ukraina

- Kamis, 24 Maret 2022 | 13:50 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Sputnik/Andrey Gorshkov/Kremlin via REUTERS)
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Sputnik/Andrey Gorshkov/Kremlin via REUTERS)

Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan akan menghadiri pertemuan KTT G20 pada Oktober-November 2022 di Bali. Momen itu bisa menjadikan Indonesia sebagai juru damai atas situasi konflik di Ukraina.

Serangan Rusia sejak 24 Februari ke Ukraina tidak kunjung usai hingga hari ini. Perundingan untuk mencari jalan damai serta gencatan senjata juga masih belum berhasil. 

Pasca pengenaan sanksi ekonomi oleh AS dan sekutunya konflik pun semakin meluas. Tidak hanya antara Rusia dan Ukraina tetapi antara Rusia dengan AS dan sekutunya. 

“Indonesia pun menjadi medan tarik menarik bagi konflik Rusia dengan AS dan sekutunya mengingat Indonesia akan menyelenggarakan KTT G20 bukan November mendatang,” tutur pengamat hukum hubungan Internasional Profesor Hikmahanto Juwana dalam rilisnya, Kamis (24/3/2022).

Menurutnya, AS dan sekutunya bisa meminta kepada Indonesia sebagai Presiden G20 untuk mempertimbangkan keanggotaan Rusia.

Baca juga: Puput Bongkar Penyebab Doddy Dihujat Netizen Pasca Meninggalnya Vanessa Angel

Saran itu dilakukan setelah Australia mengancam tidak akan hadir dalam KTT G20 bila Rusia hadir. Sementara Dubes Rusia mengonfirmasi kehadiran Presiden Vladimir Putin di Indonesia. 

“Indonesia melalui Kemlu harus segera bertindak untuk suksesnya KTT G20 dan memastikan semuan kepala pemerintahan dan kepala negara hadir. Ada tiga langkah yang harus dilakukan,” kata Hikmahanto . 

Rumuskan Solusi

Pertama, Kemlu harus turun menjadi juru damai atas konflik yang terjadi di Ukraina dan saat ini meluas antara AS dengan sekutunya dan Rusia. 

Kemlu bisa meminta perwakilan Indonesia di AS dan negara-negara sekutunya untuk mengidentifikasi apa yang diminta terhadap Rusia. Sementara perwakilan Indonesia di Rusia melakukan hal yang sama.

“Selanjutnya Menlu berdasarkan masukan dari perwakilan Indonesia merumuskan solusi yang tepat untuk ditawarkan baik ke AS dan sekutunya dan ke Rusia,” saran Hikmahanto . 

Langkah kedua adalah Menlu RI Retno Marsudi atau utusan khusus harus melakukan shuttle diplomacy atau diplomasi ulang alik untuk membicarakan solusi yang ditawarkan oleh Indonesia. 

“Langkah terakhir, bila diperlukan Menlu dapat meminta Presiden (Jokowi) untuk melakukan pembicaraan langsung dengan Presiden Putin dan Presiden Joe Biden agar konflik segera diakhiri demi kemanusiaan dan keselamatan serta perekonomian dunia,” pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X