Anggota DPR RI Dedi Mulyadi menilai masih banyak warga yang percaya tentang babi ngepet seperti yang terjadi di Depok.
"Kalau kita renungkan sesungguhnya hari ini adalah era 'babi ngepet'," katanya, dikutip Sabtu (1/5/2021).
Menurutnya, wajar jika sekarang banyak warga yang percaya babi ngepet, karena saat ini eranya orang diam di rumah, tapi memiliki penghasilan tinggi.
Dedi Mulyadi mengakui di era teknologi sekarang banyak orang yang tidak pernah terlihat bekerja dan berdiam diri di rumah tapi menghasilkan banyak uang, seperti online shop, trading saham dan bisnis aplikasi.
Bagi Dedi, kisah mistik babi ngepet sebenarnya memiliki filosofi tersendiri, yaitu mitos seseorang menjaga lilin sementara orang lain menjadi babi untuk mencuri uang.
Api yang menyala merupakan gambaran listrik yang harus hidup. Kemudian babi digambarkan sebagai pulsa atau kuota internet sebagai penyambung yang tidak boleh terputus agar proses komunikasi transformasi digital berjalan efektif.
Terakhir, proses gesek seperti babi ngepet bisa dilihat dari gambaran transaksi elektronik yang kini semakin mudah. Salah satunya menggunakan sistem gesek kartu debit atau kredit.
"Jadi saat ini memang saat di mana orang bisa bekerja menjadi 'admin' tidak ke mana-mana tapi bergaji, orang bisa bekerja jadi 'buzzer' tidak ke mana-mana juga bergaji, bisa bekerja sebagai 'endorsement' bisa jadi hanya ambil gambar dan foto di rumah kemudian di-'posting' tidak ke mana-mana bergaji, bisa jadi selebgram atau youTuber yang bercerita di rumah tidak ke mana-mana juga bergaji," paparnya.
Dari viral Babi Ngepet kita belajar:
— Mazzini (@mazzini_gsp) April 28, 2021
"Kerja keras lah kamu sampe dikira tetangga kamu adalah babi ngepet"
Hati-hati ya para freelancer, trader, konten kreator, pedagang olshop, penulis dan pekerja senyap gak berseragam lainnya sama tetangga yg modelan begini pic.twitter.com/CdxiSVyUGL
Dedi mengkritisi bahwa akan menjadi sebuah ironi jika di era keterbukaan informasi dan semangat beragama yang tinggi, masih banyak yang percaya mitos babi ngepet dan menimbulkan problem kejahatan.
"Jangan mudah percaya pada sebuah cerita yang bertentangan dengan akal dan pikiran. Mari bersikap hidup rasional dan jauhkan diri dari sifat iri dengki dan prasangka. Berpuasa bersihkan hati agar hidup damai penuh cinta," ujarnya.