PDIP Harus Berhitung Berikan Dukungan Anak dan Menantu Jokowi

- Kamis, 13 Februari 2020 | 16:27 WIB
Gibran Rakabuming Raka (kiri) dan Bobby Nasution (kanan). (Kiri: ANTARA FOTO/Galih Pradipta, Kanan: ANTARA FOTO/Septianda Perdana)
Gibran Rakabuming Raka (kiri) dan Bobby Nasution (kanan). (Kiri: ANTARA FOTO/Galih Pradipta, Kanan: ANTARA FOTO/Septianda Perdana)

Pengamat Politik dari Indonesian Political Opinion, Dedi Kurnia Syah Putra menyatakan anak dan menantu Presiden Joko Widodo hendak melenggang ke Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) serentak 2020.

Gibran Rakabuming Raka, anak Presiden Jokowi menunjukan keseriusannya untuk maju dalam Pilkada Kota Solo, Jawa Tengah. Menantu Presiden Jokowi Bobby Nasution juga berencana maju dalam Pilkada 2020 mendatang, persisnya dalam Pilkada Kota Medan.

Sebagai partai terbesar dan pengusung utama Jokowi, tentunya PDIP menjadai sasaran utama anak dan menantu presiden menjadikan partai banteng tersebut kendaraan melintasi Pilkada 2020.

PDIP diharap berhitung matang soal pilihannya mendukung milenial atau lebih membela kader partai yang sudah mereka siapkan sejak lama. Dedi mengatakan PDIP perlu bijak menyikapi dukungan ini meskipun partai lain sudah kebelet meminang mereka.

"Kasus Gibran dan Bobby, tentu perlu keputusan bijak dari PDIP, bisa saja justru karena faktor keluarga presiden, keduanya kehilangan simpati publik karena dianggap mengejar kekuasaan keluarga, ini yang diantisipasi oleh PDIP secara komunikatif," ucap Dedi kepada Indozone, Rabu, (13/2/2020).

Untuk itu, sambungnya, PDIP tentu tidak perlu terburu-buru merestui keinginan keluarga presiden. Karena detik-detik terakhir sekalipun PDIP tetap mudah mendapatkan dua nama itu, Gibran dan Bobby.

Dedi menyatakan sikap Parpol umumnya memang independen, tidak selalu keputusan pusat harus dipatuhi daerah, atau sebaliknya pusat tidak lantas menerima apa pun keputusan daerah. Ini yang membuat ada miskomuniksi anatara DPP dengan DPD PDIP.

"Sementara keengganan pengurus daerah menerima mereka, ini soal distribusi politik, ada kader yang seharusnya dianggap lebih layak dari sisi loyalitas dan kematangan sosial, dan Gibran atau Bobby tentu anak muda tanpa pengkaderan yang jelas, secara langsung ini menimbulkan kecemburuan struktural," jelasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X