Getol Gunakan Area Monas, Ini Alasan Pihak Penyelenggara Formula E

- Jumat, 14 Februari 2020 | 20:00 WIB
Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Dwi Wahyu Daryoto (tengah) memberikan penjelasan terkait penyelenggaraan Formula E di Jakarta dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (14/2/2020). (INDOZONE/Murti Ali Lingga)
Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Dwi Wahyu Daryoto (tengah) memberikan penjelasan terkait penyelenggaraan Formula E di Jakarta dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (14/2/2020). (INDOZONE/Murti Ali Lingga)

Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Perseroda) yang juga menjabat Chairman Organising Committee (OC) Jakarta E-Prix, Dwi Wahyu Daryoto, mengatakan ada alasan kuat pihaknya menggunakan kawasan Monumen Nasional (Monas) untuk lintasan sirkuit balapan Formula E pada Juni mendatang.

Monas dikenal sebagai cagar budaya dan keberadaannya harus dijaga serta dimanfaatkan untuk kepentingan publik.

"Menurut saya salah satunya adalah bahwa cagar budaya, melihat UU nomor 11 tahun 2010, itu bahwa ada tiga, pertama bagiamana kita melakukan perlindungan terhadap cagar budaya, kedua melakukan pelestarian cagar budaya, dan ketiga pemanfaatan cagar budaya. Kita masuk diarea pemanfaatan," kata Dwi di Jakarta, Jumat (14/2/2020).

Dwi menjelaskan, apa yang dilakukan pihaknya dengan menggunakan area Monas untuk lintasan sirkuit Formula E merupakan bagian dari pemanfaatan cagar budaya untuk kepentingan publik. Sisi lain, tujuan pemakaian untuk mengenalkan Monas kepada generasi muda sebagai peninggalan sejarah.

"Kenapa? Kalau ini tida dimanfaatkan generasi mendatang tidak akan tahu (Monas).  Bahwa ini adalah suatu harmoni antara tradisi dan teknologi, ini yang mungkin perlu ditetakan kenapa dipilih di area heritage," tuturnya.

Dia menyatakan, pemanfaatan monumen cagar budaya dalam ajang balapan Formula E ini sudah banyak dilakukan di beberapa negara. Seperti Perancis, Roma, Jerman, dan yang menyusul adalah Indonesia dengan Monas yang saat ini sedang dirancang. Sehingga tidak hak yang tabu jika sebuah cagar budaya dilibatkan dalam suatu kegiatan.

"Jadi ada empat area (cagar budaya) ini. ini perlu dipahami oleh semuanya," jelasnya.

Ia menegaskan, dalam pemakaian monumen cagar budaya dalam ajang Formula E ini adalah tidak merusak maupun mengubah keberadaannya. Sehingga keasliannya tetap terjaga seperti sedia kala. Hal ini pula menjadi perhatian utama pihaknya dalam pemakaian area Monas

"Yang penting rule of the game-nya,  kita tidak akan merusak cagar budaya itu atau heritage," tegas dia. 

Diketahui, ada penyelenggaraan Formula E ini dimaksudkan Pemprov DKI Jakarta untuk memperbaiki kualitas udara. Bahkan, Pemprov DKI Jakarta berkeinginan membuat langit ibu kota menjadi biru. 

Monas yang masuk dalam rute lintasan. Sedianya balapan ini akan dihelat pada 6 Juni 2020 mendatang.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X