Menilik Siklus Tahunan, 2020 Jadi Banjir 'Terbaik' di DKI Jakarta

- Minggu, 12 Januari 2020 | 19:20 WIB
Proses evakuasi banjir di DKI Jakarta (INDOZONE/Arya Manggala).
Proses evakuasi banjir di DKI Jakarta (INDOZONE/Arya Manggala).

DKI Jakarta dilanda banjir besar pada awal 2020. Namun, peristiwa itu masuk kategori 'terbaik' dari segi dampak dan penanganan oleh Pemprov DKI selama siklus banjir besar di Ibu Kota.

Seperti dikutip dari Antara, hal tersebut terungkap dalam data dari BPBD DKI Jakarta, Bappenas, dan BMKG yang dirangkum Pemprov DKI Jakarta dengan menyajikan data banjir pada 2002, 2007, 2013, 2015 dan 2020.

Dalam data yang dipaparkan Pemprov DKI dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Kementerian Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat dan Kebudayaan (PMK) pada 7 Januari 2020, terungkap tempo hari memiliki curah hujan tertinggi dalam siklus, yakni 377 milimeter per hari. Sebelumnya, yang tertinggi adalah 340 mm per hari (2007).

Banjir besar pada tahun 2020, hanya menyebabkan luas area tergenang sebesar 156 km persegi dengan jumlah RW tergenang 390. Namun, tidak sampai menyebabkan lumpuhnya area strategis seperti Bundaran HI, Jalan Thamrin, dan kawasan Medan Merdeka.

Jika dibandingkan banjir besar sebelumnya, yakni pada 2013 dan 2015 yang curah hujannya relatif lebih rendah, yakni masing-masing sekitar 100 mm dan 277 mm per hari, luas area yang tergenang mencapai 240 km dan 281 km persegi. Banjir pada 2013 dan 2015 pun menyebabkan masing-masing sekitar 599 RW dan 702 RW tergenang.

-
Statistik penanganan banjir di DKI Jakarta dari waktu ke waktu (ANTARA/Pemprov DKI).

Lebih lanjut, data itu juga menjelaskan jumlah pengungsi sebesar 36.445 jiwa pada banjir 2020. Mereka tersebar di 269 lokasi pengungsian. Kemudian terkait korban jiwa sebanyak 19 orang.

Adapun tahun 2013 dan 2015, pengungsi mencapai 90.913 jiwa dan 45.813 jiwa yang tersebar di 1.250 dan 409 lokasi pengungsian. Kemudian korban jiwa mencapai 40 (2013) dan lima orang (2015).

Terkait waktu surut banjir (95 persen wilayah genangan) pada 2020, menunjukan hasil paling positif karena hanya perlu waktu empat hari. Artinya, lebih cepat jika dibandingkan dengan banjir pada 2013 dan 2015. Ketika itu butuh waktu surut (95 persen wilayah genangan) selama tujuh hari.

Adapun sepanjang siklus banjir besar yang dirangkum pada data antara 2002 hingga 2020, banjir besar 2007 memiliki dampak terparah, yakni dengan curah hujan 340 mm/hari, menggenangi 955 RW dengan luas area genangan 455 km persegi termasuk area strategis.

Pada 2007, jumlah pengungsi mencapai 276.333 jiwa. Mereka tersebar di lokasi pengungsian yang tidak diketahui jumlahnya. Kemudian korban meninggal sebanyak 48 orang dan waktu surut (95 persen wilayah genangan) sekira 10 hari.

Artikel Menarik Lainnya

 

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X