Berpisah, Sriwijaya Tak Mau Lagi Bergantung pada Garuda

- Senin, 20 Januari 2020 | 17:30 WIB
Direktur Keuangan Sriwijaya Air Andreas Gunawan dan Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Jauwena. (INDOZONE/Sigit Nugroho)
Direktur Keuangan Sriwijaya Air Andreas Gunawan dan Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Jauwena. (INDOZONE/Sigit Nugroho)

Sriwijaya Group memutuskan berpisah dari Garuda Indonesia. Keputusan tersebut berdampak pada perbaikan dan perawatan pesawat Sriwijaya.

Maskapai penerbangan Sriwijaya Air Group mengaku tidak mau lagi bergantung kepada Garuda Maintenance Fascility (GMF) untuk urusan Maintenance Repair and Overhaule (MRO). 

Saat ini, Sriwijaya Air Group sudah menggandeng beberapa perusahaan MRO lainnya, baik di dalam negeri maupun luar negeri, untuk melayani perbaikan dan perawatan pesawat miliknya. 

"Kami sadar tak bisa hidup sendiri. Ke depannya kita lihat gimana (kelanjutan kerjasama dengan GMF). Kalau memang masih terbuka pintu kerja sama, kita lakukan secara bisnis. Kami juga sudah buka kerja sama dengan MRO lainnya. Jadi ini manajemen risiko, kita cari beberapa partner juga," ujar Direktur Utama Sriwijaya Air, Jefferson Irwin Jauwena, menjawab pertanyaan Indozone dalam Media Gathering di Sriwijaya Tower, kawasan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (20/1/2020). 

-
Direktur Keuangan Sriwijaya Air Andreas Gunawan, Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Jauwena, Direktur Quality Safety and Security Capt Cecep Cahyana. (INDOZONE/Sigit Nugroho)

"Kami saat ini gunakan MRO lain selain GMF. Sebagai contoh, yang ada di Bandung atau Surabaya untuk regional. Kalau dari luar negeri, ada juga yang di Malaysia dan Singapura," imbuhnya. 

Konflik dua maskapai nasional ini bermula dari adanya piutang dalam proses MRO pesawat milik Sriwijaya Air Group di GMF. Akhirnya pesawat-pesawat milik Sriwijaya tak lagi dilayani di hanggar GMF.

Bahkan, semakin memanas ketika ada beberapa mesin milik Sriwijaya yang ditahan oleh pihak GMF. Akibatnya, operasional Sriwijaya terganggu. 

Adapun saat dikonfirmasi soal mesin-mesin milik Sriwijaya yang ditahan, serta kewajiban-kewajiban yang harus dibayar oleh Sriwijaya, Jefferson menyebut akan melakukan audit terlebih dahulu. Hal itu dilakukan agar permasalahan menjadi jelas. 

"Kewajiban (pembayaran piutang) ke Garuda akan kami lakukan audit. Perusahaan sudah menunjuk auditor untuk memeriksa tagihan-tagihan itu, apakah wajar atau tidak. Kemudian untuk mesin pesawat di GMF, saat ini masih proses negosiasi. Kami lakukan kewajiban kami. Tentunya kita juga minta kewajiban GMF dilakukan," jelasnya.


Artikel Menarik Lainnya:

 

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X