KPU Sukabumi Luncurkan 'MOCI' Mobil Cerdas Demokrasi

- Minggu, 3 November 2019 | 20:07 WIB
Antara/Aditya Rohman
Antara/Aditya Rohman

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Sukabumi, Jawa Barat, meluncurkan mobil cerdas demokrasi yang diberi nama "Moci". Hal ini bertujuan untuk mencerdaskan wawasan berpolitik masyarakat di Sukabumi.

"Kami menamakan Moci karena Kota Sukabumi identik dengan produk kuliner moci dan sudah menjadi ikon kota ini sehingga, bisa mempermudah warga dalam mengingatnya," kata Komisioner KPU Kota Sukabumi Ratna Istianah di Sukabumi, Minggu.

Walauppun di Kota Sukabumi saat ini belum ada tahapan pemilu bukan berarti KPU hanya berdiam diri, tetapi ada tugas lainnya yang melekat yang salah satunya adalah mencerdaskan dan mendewasakan masyarakat dalam berpolitik.

Memang diakui bahwa pengalaman dalam melakukan sosialisasi tentang tahapan pemilu kepada masyakarakat cukup sulit ditambah saat ini mayoritas warga senang bermedia sosial yang bisa berdampak kepada kedewasaan dalam berpolitik.

Maka dari itu, dengan hadirnya Moci ini pihaknya pun ingin mengajak kepada warga untuk santun dalam berpolitik seperti adanya perbedaan pilihan adalah hal yang wajar dalam setiap pandangan politik, tetapi jangan sampai perbedaan itu menjadi permasalahan.

Menurutnya dengan merenovasi mobil jenis minibus itu, minimal pihaknya lebih mudah dalam memberikan sosialisasi. Setiap harinya Moci ini akan berkeiling ke sejumlah titik di Kota Sukabumi, khususnya tempat berkumpul untuk mensosialisasikan tentang perpolitikan.

"Dengan cara ini diharapkan masyarakat bisa melirik dan menarik perhatian serta bisa memasifkan sosialisasi kami di Kota Sukabumi khususnya untuk meningkatkan angka partisipasi warga," ujarnya menambahkan.

Sementara itu, Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengatakan bahwa saat ini masyarakat masih belum dewasa dalam menyikapi perbedaan pilihan baik pilihan kepala daerah, presiden, anggota legislatif maupun partai politik.

Dengan adanya Moci ini, diharapkan bisa memberikan kesantunan berpolitik di masyarakat, karena perbedaan pandangan politik adalah hal yang fitrah atau suci.

"Perbedaan merupakan yang alamiah dan di tengah perbedaan itu kita tetap bersatu," katanya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X