Penyelenggara Umrah Atur Strategi Terbangkan Jamaah ke Tanah Suci

- Senin, 9 Maret 2020 | 09:05 WIB
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra (kiri) dan Ketua Umum Sapuhi Syam Resfiadi dalam acara Milad ke-37 Patuna Travel di Gedung Manggala Wanabakti, Minggu (8/3/2020). (INDOZONE/Sigit Nugroho)
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra (kiri) dan Ketua Umum Sapuhi Syam Resfiadi dalam acara Milad ke-37 Patuna Travel di Gedung Manggala Wanabakti, Minggu (8/3/2020). (INDOZONE/Sigit Nugroho)

Penyelenggara layanan umrah dan ziarah terus melakukan persiapan, guna mengantisipasi jika sewaktu-waktu Pemerintah Arab Saudi membuka kembali kunjungan umrah dan ziarah ke Tanah Suci, paska penghentian sementara layanan tersebut sejak 27 Februari 2020 akibat kekhawatiran penyebaran virus corona (covid-19) ke Tanah Suci. 

Ketua Umum Sarikat Penyelenggara Umrah Haji Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi saat berbincang dengan Indozone mengatakan, pihak airline sudah menyatakan komitmennya untuk menyiapkan penerbangan hingga urusan visa, ketika layanan umrah dibuka kembali. Hal tersebut, kata Syam, hanya perlu waktu dua hari saja untuk mempersiapkannya. 

Sementara untuk layanan hotel dan transportasi di Tanah Suci, pihak travel agent juga telah bersiap. Harapannya, ketika Pemerintah Arab Saudi membuka gerbang internasionalnya untuk layanan umrah dan ziarah, maka hanya memerlukan waktu relatif singkat saja untuk mempersiapkan jamaah umrah Indonesia, untuk bertolak ke tanah suci. 

"Pihak airline juga artinya sudah siap kalau sampai ada informasi tentang pembukaan visa lagi, kita segera mungkin akan menjadwal ulang ditanggal berapa. Kita perkirakan kalau dua hari kerja saja, hotel masih oke, airline masih oke, kita tinggal jalan saja. Tapi kan perlu waktu tuh, booking hotelnya kapan. Sehingga antara booking hotel dengan airline-nya kan harus kita matching-kan," ujar Syam saat melakukan sesi wawancara khusus dengan Indozone, Minggu (8/3/2020). 

Menurut Syam, tantangan yang dihadapi para penyelenggara umrah kali ini memang cukup berat. Meski demikian, ia yakin dengan bantuan dari pemerintah untuk mengkoordinasikan seluruh stakeholder terkait, serta kesiapan dari penyelenggara umrah dan para jamaah sendiri, maka tantangan itu akan lebih mudah dihadapi. 

"Yang mudah adalah bahwa jamaahnya sudah ada. Sukar-nya, ini seluruh dunia mengalami. Jadi intinya kita akan padukan antara jadwal pesawat dengan jadwal hotel untuk bisa jadi prioritas utama," pungkasnya. 

Sebagaimana informasi di awal, otoritas penerbangan Arab Saudi (GACA) pada awalnya menyebutkan bahwa penutupan akses layanan penerbangan ke Arab Saudi mulai 27 Februari 2020 lalu, diperhitungkan untuk waktu 14 hari saja. Jika hal itu benar, maka seharusnya tanggal 12 Maret mendatang pintu masuk Arab Saudi sudah dibuka kembali. 

Sapuhi sendiri berharap, pihaknya dan airline bisa memanfaatkan waktu sesingkat mungkin untuk langsung mempersiapkan para jamaah untuk berangkat. 

"Tapi otoritas airport disana mengumumkan hal kedua bahwa saat ini baru pekerja asing dari Emirate (UEA), Bahrain dan Kuwait yang boleh masuk ke Arab Saudi. Namun untuk jamaah umrah dan ziarah belum. Tapi dengan mulai ada pembukaan seperti itu, maka petugas-petugas haji sebenarnya sudah boleh kok masuk ke Arab Saudi, untuk bekerja di Arab Saudi. Makanya apabila nanti paralatan-peralatan sudah dipasang, tim medis-nya juga sudah siap untuk mendata dan mendeteksi orang yang membawa virus ini, itu sudah bisa dibuka kembali (layanan umrah)," pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X