Quarter Life Crisis, Ini 5 Cara Menghadapinya

- Jumat, 13 September 2019 | 16:27 WIB
photo/Ilustrasi/Pexels
photo/Ilustrasi/Pexels

Quarter Life Crisis atau krisis usia seperempat abad kehidupan adalah krisis yang dialami seseorang saat memasuki usia 20-an hingga pertengahan 30-an. Biasanya, pada fase ini, seseorang akan mengalami kecemasan tentang apa yang akan terjadi di masa depannya.

Bagi sebagian orang, fase peralihan dari remaja menuju dewasa ini cukup sulit dilalui karena adanya berbagai problematika kehidupan yang sebenarnya, mulai dari urusan asmara, pekerjaan, pandangan hidup, maupun finansial. Di usia yang termasuk dalam fase ini, orang dituntut untuk bersikap lebih dewasa dalam menentukan arah tujuan hidup mereka.

Ketika memasuki fase 'quarter life crisis', ada beberapa cara yang bisa dilakukan sebagai solusi untuk menghadapinya. Apa saja? Dirangkum Indozone dari berbagai sumber, Jumat (13/9), berikut ini 5 cara menghadapi 'quarter life crisis':

1. Tentukan Prioritas Kehidupan Jangka Panjang

-
photo/Ilustrasi/Pexels

Seseorang yang memasuki fase ini akan menghadapi tanggung jawab yang lebih besar sebagai orang dewasa. Biasanya, di fase ini seseorang masih bingung menentukan prioritas kehidupan jangka panjangnya seperti apa. Namun lambat laun, ketika sudah memahami apa tujuan hidup yang sebenarnya, maka akan lebih mudah bagi seseorang untuk menghadapi fase 'quarter life crisis'.

2. Berbagi dengan Orang Lain

-
photo/Ilustrasi/Pexels

Fase 'quarter life crisis' bisa menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian orang. Karena pada fase ini, berbagai masalah baru bisa datang dengan tiba-tiba, bahkan yang sudah berlalu pun bisa saja datang lagi. Itu bisa memengaruhi suasana hati seperti merasa takut, kecewa, marah, dan benci. Bahkan, seseorang bisa menyalahkan diri sendiri dan keadaan di sekitarnya ketika apa yang dihadapi tidak sesuai dengan ekspektasi.

3. Berhenti Membandingkan Diri dengan Orang Lain

-
photo/Ilustrasi/Pexels

Seburuk atau serendah apapun kondisi ketika fase 'quarter life crisis' hadir, maka sebisa mungkin kamu tetap fokus pada dirimu sendiri. Artinya, tidak perlu melihat seperti apa kehidupan orang lain dan membandingkannya dengan kehidupanmu. Kendati kamu merasa tertinggal dari teman-temanmu, jangan jadikan itu masalah. Bahkan, kamu disarankan untuk mengurangi atau berhenti bermain media sosial supaya kamu lebih fokus menjalani kehidupanmu yang sekarang.

4. Lakukan Hobi atau Apapun yang Disukai

-
photo/Ilustrasi/Pexels

Apa yang akan terjadi padamu di masa depan adalah apa yang kamu putuskan hari ini. Hal itu juga berlaku untuk menerapkan prinsip hidup yang akan kamu jalani. Prinsip itu pun jangan sampai mengorbankan hati nurani, termasuk hobi atau hal-hal yang kamu sukai. Justru kamu diharapkan untuk melakukan apapun yang menjadi daya tarikmu tanpa harus peduli dengan perkataan orang lain. Jika menurutmu itu bisa membawamu menjadi pribadi lebih baik, lakukanlah.

5. Pertemanan, Rezeki, Jodoh, Pernikahan

-
photo/Ilustrasi/Pexels

Persoalan tentang hubungan pertemanan, rezeki, jodoh, dan pernikahan menjadi hal yang sangat riskan dialami oleh mereka yang memasuki usia 20 hingga 25 tahun. Bicara soal rezeki, ini ada kaitannya dengan pekerjaan dan karier. Semakin bertambah usia, akan semakin menyadari bahwa pekerjaan ideal yang diidamkan ternyata tidak semudah itu untuk digapai.

Kemudian soal pertemanan, biasanya orang-orang dalam fase 'quarter life crisis' mulai memilah mana teman yang bisa membuat nyaman dan mana yang hanya sekadar saja. Lingkup pertemanan pun akan semakin kecil.

Terakhir persoalan jodoh dan pernikahan adalah hal yang cukup rumit, namun harus dihadapi oleh setiap orang. Untuk urusan jodoh, biasanya orang-orang yang menghadapi 'quarter life crisis' tidak lagi mudah jatuh cinta, tidak hanya sekadar butuh pacar, tapi sudah memikirkan pasangan yang bisa diajak berjuang bersama. Pacaran pun tidak lagi jadi prioritas, melainkan lebih kepada persiapan untuk jenjang pernikahan.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X