Curahan hati seorang petugas klinik swasta bernama Wilda Safira menjadi sorotan.
Melalui akun Twitter @safirawwww, Wilda mengungkapkan pengalamannya saat bertugas di suatu klinik yang tidak disebutkan namanya.
Kala itu, cerita Wilda, seorang oknum anggota TNI berpangkat Letnan Kolonel atau Letkol datang ke klinik tempatnya bekerja untuk mengobati istrinya.
Tapi karena sudah sore dan nomor antrean sudah habis, Wilda menyarankan oknum tersebut untuk datang esok hari.
Namun tiba-tiba, oknum tersebut tidak terima dan marah-marah kepada petugas lain.
Mirisnya, kata Wilda, lelaki itu membawa-bawa pangkat dan statusnya sebagai TNI.
"Ada pasien dateng sore-sore, nomor antrian sudah habis utk hari ini. Terus otomatis kalau mau dirawat, dateng ya besok. Kasusnya juga ga emergency. Ehhh marah-marah di front office, gak mau terima. 'SAYA LETKOL LHO. TERSERAH SY MAU DATENG JAM BRP AJA NANTI!!'" tulis Wilda, Sabtu (8/8/2020).
Menurut Wilda, dirinya sudah menjelaskan bahwa kartu antrean sudah habis dan jumlah pasien dibatasi. Namun oknum itu tetap tidak terima.
Dia mengaku sudah akrab dengan dokter yang bertugas di klinik tersebut.
"'Tapi nomer antrian sudah habis pak.. satu hari dibatasi jumlah pasiennya'. 'SAYA LETKOL!! BU DOKTERNYA JG SUDAH AKRAB SAMA SAYA DAN KELUARGA KOK!! SINI SY MINTA NOMER HP-NYA!' (Lah kalo akrab knp nomer hape aja gak punya hadeeh....). Gemes amat ini makhluk berseragam atu," tulis Wilda.
Wilda menambahkan, klinik tempatnya bekerja berstatus swasta. Namun karena enggan terjadi keributan, pihak klinik mengalah dan melayani istri oknum TNI itu.
"Si ibu (istrinya LETKOL) akhirnya dilayanin (tentu karena orang klinik males berdebat). Sampe ruangan blg 'tuh asistennya tolong bilangin ya! Untung yg daftarin suami saya. Kalo sy udah saya JAMBAK itu asisten2!!' Healah.... Suami istri satu stel banget. Cocok emang," katanya.
Lebih lanjut, Wilda mengungkapkan hal kocak yang terjadi di ujung peristiwa tersebut.
Menurutnya, oknum TNI itu ternyata tidak membayar biaya pengobatan alias minta gratis. Alasannya, mereka mengaku lupa bawa dompet.
