Disuruh Pindah Kantor oleh TNI, Wali Kota Magelang Sedih: Wali Kota Mana Berani sama TNI

- Selasa, 7 Juli 2020 | 22:19 WIB
Wali Kota Magelang,  Sigit Widyonindito (kanan) dan sejumlah anggota TNI di halaman Akademi TNI di Magelang (kanan) (Foto: Antara/Heru Suyitno))
Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito (kanan) dan sejumlah anggota TNI di halaman Akademi TNI di Magelang (kanan) (Foto: Antara/Heru Suyitno))

Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito menyampaikan perlu solusi terbaik untuk menyelesaikan permasalahan Kantor Wali Kota Magelang yang sampai sekarang sertifikatnya atas nama Mako Akabri/Mako Akademi TNI.

Sigit mengaku selalu kooperatif dalam urusan pembahasan aset Kantor Wali Kota Magelang selama ini. Dalam komunikasi selama 4 tahun terakhir, ia bahkan mengaku selalu memikirkan solusi terbaik bagi kedua belah pihak.

"Kita sama-sama instansi negara. Cari solusi terbaik karena bangsa Indonesia sedang diuji untuk memerangi COVID-19. Rakyat sehat dulu, ekonomi bergerak, dan kami tahun ini juga melaksanakan pilkada. Bagaimana caranya agar suasananya tetap sejuk, kondusif, sehingga demokrasi berjalan dengan baik," ujar Sigit, seperti dilansir Antara, Selasa (7/7/2020).

Sebelumnya pada Jumat pekan lalu, Sigit menyayangkan pematokan aset Akademi TNI di lahan Kantor Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah.

Menurut Sigit, hasil rapat di Kemendagri, Kamis (2/7/2020), memutuskan untuk menunda, kemudian pihaknya sedang berkoordinasi mengenai kekuatan pembiayaan dengan Gubernur Jateng dan Kemendagri.

"Kami menyayangkan pematokan itu karena sama-sama mengabdi atau memberikan pelayanan kepada rakyat," kata Sigit.

Sigit berharap suasana Kota Magelang tetap kondusif dan aset itu dijamin tidak akan dijual.

"Seorang wali kota menempati aset tentara itu tidak mungkin berani kalau tidak ada yang memintanya. Pada waktu itu (1985), wali kota terdahulu diperintah Mendagri atas pelimpahan dari Menteri Pertahanan," katanya menjelaskan.

Pemkot Magelang, kata dia, berkomitmen untuk mengalokasikan anggaran bertahap untuk penggantian aset tersebut.

"Langkah-langkah sudah kami ambil 4 tahun lalu dengan mengalokasikan pembiayaan," katanya menerangkan.

Lahan pengganti, menurut dia, sebenarnya juga sudah ditempuh, bahkan yang semula 11 hektare menjadi 13 hektare. Adapun lokasinya di samping kantor pemkot.

"Kebutuhan kami survei bareng-bareng, sekarang mencari pembiayaan itu. Langkah-langkah itu sudah kami konkretkan dalam 2-3 tahun ini dengan mengalokasikan anggaran walaupun sesuai dengan kemampuan," katanya.

Ia telah melaporkan pematokan itu kepada Gubernur Jateng.

"Semua harus berpikir cerdas dan jernih jangan sampai hal ini ditonton rakyat, tidak baik," kata Sigit.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X