Demo George Floyd Ricuh di Amerika, WNI Saling Mengingatkan Tidak Turun ke Jalan 

- Selasa, 2 Juni 2020 | 09:33 WIB
Aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd di City Hall Seattle, Washington, 1 Juni 2020 (REUTERS/Lindsey Wasson)
Aksi unjuk rasa atas kematian George Floyd di City Hall Seattle, Washington, 1 Juni 2020 (REUTERS/Lindsey Wasson)

Ditengah pandemi virus corona yang jadi ancaman besar, Amerika Serikat ramai terkait isu rasisme setelah pria berkulit hitam, George Floyd meninggal dunia ditangan polisi setempat. 

Warga negara Indonesia (WNI) yang tengah berada di Amerika saling mengingatkan untuk tidak ikut serta dalam kerumunan demonstrasi tersebut mengingat sangat berbahaya di saat jumlah virus corona masih tinggi di Negeri Paman Sam.

Hal tersebut diungkapkan oleh Zulfirman Rahyantel, yang kini tengah menempuh pendidikan di Universitas Missouri, Amerika. Firman yang kini tinggal di Columbia, mengatakan, ia turut berkirim pesan melalui grup WhatsApp untuk saling mengingatkan kepada sesama mahasiswa Indonesia untuk tidak turun ke dalam kerumuman. Terlebih kepada WNI yang tinggal di wilayah rawan demonstrasi.

"Saya pribadi mengingatkan di grup WhatsApp, dan japri teman-teman Indonesia di beberapa titik sebagai daerah rawan demo, misalnya di ibu kota Washington DC, dan beberapa negara bagian yang gelombang demonstrasinya cukup besar untuk menjauhi kerumunan. Kami saling mengingatkan," ujar Firman saat dihubungi Indozone, Selasa (2/6/2020). 

Selain itu, sambung Firman, Kedutaan Indonesia di Amerika melalui platform media sosial dan jejaring Permias (Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat) meminta para WNI khususnya mahasiswa untuk menjauhi kerumuman karena tidak aman. Terlebih saat ini banyak isu provokasi yang muncul di Twitter Amerika.

-
Aksi unjuk rasa demonstrasi atas kematian George Floyd di Seattle, Washington, 1 Juni 2020 (REUTERS/Lindsey Wasson)

Lebih lanjut Firman berpendapat, demonstrasi yang terjadi di Amerika merupakan puncak kekesalan warga negara Amerika terhadap rasisme. Selain itu, dampak pandemi virus corona juga turut menjadi salah satu faktor penyebabnya. Sebab selama hampir tiga bulan ini, warga hanya berdiam diri di rumah tentu berpengaruh pada kondisi psikologis dan kondisi ekonomi di Amerika sendiri, sehingga diduga terjadi dipenjarahan toko-toko di Amerika.

Meski kondisi Amerika tengah bergejolak, Firman mengaku aktivitas tetap dapat berjalan meski ada rasa khawatir. 

"Tentunya kami sangat khawatir, karena di sini kami punya dua cobaan, pertama pandemi dimana Amerika menempati urutan teratas, kemudian dihadapi gejolak luar biasa di Amerika akhir-akhir ini," tutupnya.

Artikel menarik lainnya

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X