Gawat! Wisatawan Asing Dilarang Masuk di 2021, Pelaku Pariwisata Bisa Resesi Luar Biasa

- Rabu, 30 Desember 2020 | 14:02 WIB
Dedi Nelson Fachrurrozy GM Hotel Sibayak. (Ist)
Dedi Nelson Fachrurrozy GM Hotel Sibayak. (Ist)

Larangan masuk bagi warga negara asing (WNA) jadi pukulan telak bagi pelaku pariwisata di tanah air. Kebijakan ini tentu saja membikin para pelaku pariwata menjerit.

Pelaku usaha di bidang perhotelan, traveling hingga tempat wisata tentu akan sangat terdampak dengan pendapatan mereka.

"Ini tampaknya akan berlarut-larut, kalau terus begini kita akan mengalami resesi luar biasa. Tahun depan kita gawat. Terutama di bisnis pariwisata," kata praktisi pariwisata di Sumatera utara, Dedi Nelson seperti yang dihubungi INDOZONE, Rabu (30/12/2020).

Seperti yang diketahui pemerintah secara resmi melarang orang asing masuk terhitung mulai 1 hingga 14 Januari 2021.

Kendati kebijakan itu diberlakukan untuk mengantisipasi masuknya varian virus baru Covid-19 dari Eropa terutama dari negara pesemakmuran Inggris, namun pelaku pariwisata pun mengaku protes keras atas kebijakan.

"Ini orang eropa dan dari luar negeri tidak bisa masuk Indonesia dua minggu. Bayangkan, apa yang bisa kita dapat dari bisnis pariwisata. Jadi kita cuma berharap dari wisatawan nusantara dan lokal," kata Dedi.

Namun di sisi yang lain para pelaku pariwisata berharap dari wisatawan lokal pun, ekonomi saat ini sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. 

Di tengah pendapatan masyarakat yang sedang menurun dan kegiatan-kegiatan ditutup, kunjungan dari wisatawan lokal pun tidak banyak bisa diharapkan.

Kendati demikian, Dedi yang juga merupakan Ketua Dewan pimpinan Cabang (DPC) Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Kabupaten Karo, masih menilai optimis kalau bisnis pariwisata bisa kembali bangkit.

"Kami pun pelaku pariwisata Sumut merasa prihatin, kasihan juga para pegawai kan. Tapi walau bagaimana pun, kita tetap optimis. Peluang tetap ada," beber Dedi.

Peluang itu kata Dedi, tetap harus ada dari dukungan pemerintah.

Diharapkan pemerintah bisa membuka kran dengan kebijakan-kebijakan yang pro terhadap pelaku usaha pariwisata seperti memberikan insentif, supaya pariwisata bisa tetap hidup.

"Kami pelaku pariwisata juga berharap bagi masyarakat bisa peduli terhadap penanganan Covid-19. Patuhi protokol kesehatan dan tetap pakai masker serta menjaga jarak," katanya.

Artikel Menarik Lainnya:

 

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X