Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (5/4/2021) malam bagaikan "kota mati" setelah listrik yang belum menyala juga pasca-cuaca ekstrem melanda daerah tersebut.
Kepala Biro Perum LKBN Antara NTT Bernadus Tokan melaporkan, kota Kupang gelap gulita dan warga bertahan di dalam rumah.
Dia menjelaskan, banyak warga saat ini berburu lilin, mencari ke warung-warung di kegelapan malam yang telah berlangsung sejak Minggu (4/4/2021).
Banyak warga mencari rumah yang memiliki genset untuk sekadar mengecas telepon selular. Mereka pun rela membayar Rp5 ribu per jam untuk mengecas telepon selularnya.
"Ini agar bisa berkomunikasi dengan orang tua," kata Aditya, seorang mahasiswa seperti dikutip Antara.
Baca Juga: Dua Model Jadi Korban Malapraktik Filler Payudara Sampai Bernanah, Pelaku Diciduk Polisi
Menurut dia, untuk telekomunikasi hanya terdapat titik tertentu yang bisa mendapatkan sinyal, sehingga bisa berkabar dengan sanak saudaranya.
"Dalam Kota Kupang ada sinyal seluler," sambung Aditya.
Sementara itu, pohon yang tumbang diterpa angin kencang dan hujan lebat masih banyak yang menutupi ruas jalan.
Kabel telepon dan listrik menjuntai bercampur dengan kayu dan dedaunan pohon tumbang.
Diperkirakan banyak rumah di Kota Kupang, NTT yang rusak akibat angin kencang tersebut, namun sampai sekarang belum diketahui informasi secara resmi dari pihak terkait mengenai kerusakan akibat bencana alam tersebut.